•   22 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Pupuk Kaltim Mulai Program PEDALGAS di Kelurahan Guntung, Tingkatkan Komitmen Atasi Stunting

Bontang - Redaksi
27 Juni 2024
 
Pupuk Kaltim Mulai Program PEDALGAS di Kelurahan Guntung, Tingkatkan Komitmen Atasi Stunting Pupuk Kaltim Mulai Program PEDALGAS di Kelurahan Guntung, Tingkatkan Komitmen Atasi Stunting.

KLIKKALTIM - Tingkatkan kontribusi dalam penanggulangan stunting di Kota Bontang, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) perluas program Pencegahan dan Pengendalian Stunting (Pedalgas) melalui aksi konkret dalam mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini ditandai Kick Off program Pedalgas di Kelurahan Guntung Bontang Utara, oleh Manajemen Perusahaan bersama Pemkot Bontang, Kamis (20/6/2024).

SVP SDM Pupuk Kaltim Eko Cahyo Dewi Oktori, mengungkapkan Pupuk Kaltim berkomitmen mendukung Pemerintah dalam penanggulangan stunting, dalam mendorong terwujudnya generasi penerus yang unggul dan berdaya saing. Terlebih penanganan stunting merupakan salah satu program prioritas nasional, yang penanganannya butuh aksi multidimensi dan multisektor. Sehingga Pupuk Kaltim pun mengambil peran melalui kolaborasi multipihak, agar ke depan angka stunting di Kota Bontang bisa ditekan melalui serangkaian upaya.

Setelah berjalan mulai 2022 silam, program Pedalgas terus dikembangkan dengan berbagai tahap implementasi di lapangan. Mulai dari pembekalan kepada kader Posyandu, pelatihan serta pendampingan bagi ibu hamil dan menyusui, pemberian makanan tambahan bagi anak bawah dua tahun yang menyasar kawasan pesisir di sekitar Pupuk Kaltim. Program ini pun menggandeng Pemkot Bontang melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas Bontang Utara 2 sebagai pelaksana.

"Dan kali ini program Pedalgas menyasar Kelurahan Guntung sebagai kawasan terdekat perusahaan, sehingga perluasan upaya penanggulangan stunting bisa kita pacu secara optimal," ucap Eko Cahyo.

Dijelaskannya, Pupuk Kaltim sebelumnya juga menyasar upaya serupa di Kelurahan Loktuan dengan mendorong keterlibatan dan peran lintas sektor, guna mendukung program pencegahan serta pengendalian stunting. Dimana kelurahan Loktuan sebagai salah satu lokus penanganan dari Pemkot Bontang, didorong dapat melakukan intervensi secara terintegrasi agar persoalan stunting yang masih terbilang tinggi di wilayah tersebut dapat dikendalikan secara optimal.

Rembug tingkat Kelurahan pun dilaksanakan untuk merumuskan sejumlah upaya intervensi gizi yang akan dilaksanakan, sekaligus membangun komitmen bersama seluruh elemen masyarakat agar program Pedalgas mampu berjalan lebih maksimal.`

"Langkah inilah yang dikembangkan Pupuk Kaltim di Kelurahan Guntung, sehingga bekal dan upaya penanggulangan turut berjalan sesuai sasaran program," tandas Eko.

Dirinya menyebut, program Pedalgas merupakan bentuk kepedulian Pupuk Kaltim bagi pertumbuhan anak di Kota Bontang, sekaligus menekan risiko stunting sejak masa kehamilan. Program ini juga wujud dukungan Perusahaan terhadap pencapaian 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya menghilangkan kelaparan dan segala bentuk mal nutrisi di tahun 2030, serta mencapai kesehatan pangan melalui penurunan angka stunting hingga 40 persen di tahun 2025.

"Stunting adalah isu kompleks yang memerlukan penanganan lintas sektor. Oleh karena itu, Pupuk Kaltim berkomitmen mendukung pemerintah dalam menanggulangi persoalan ini melalui berbagai inisiatif seperti halnya Program Pedalgas," tutur Eko.

Wakil Wali Kota Bontang Najirah, yang turut hadir pada kesempatan itu mengatakan, pengentasan stunting merupakan salah satu prioritas Pemkot Bontang dalam mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat, melalui inisiatif kolaboratif bersama berbagai pihak. Salah satunya Pupuk Kaltim yang sejauh ini telah menunjukkan komitmen nyata mendukung Pemerintah agar persoalan stunting bisa ditekan secara bertahap.

Menurut Najirah, sinergi antar seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencapai target penurunan angka stunting sesuai ketetapan Pemerintah. Dimana tahun ini Kota Bontang menargetkan penurunan hingga 14 persen, dari saat ini berada di angka 19 persen. Oleh karena itu, peran bersama dalam pengentasan persoalan ini sangat dibutuhkan untuk mengejar realisasi target yang diharapkan.

"Pemkot Bontang sangat mengapresiasi Pupuk Kaltim yang terus menggencarkan upaya pengendalian dan penanggulangan stunting dengan program Pedalgas. Sinergi seperti ini yang kita butuhkan, sebagai bentuk kolaborasi aktif dalam mewujudkan Bontang sehat, cerdas dan berdaya saing," ungkap Najirah.

Dirinya pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut mendukung pelaksanaan program Pedalgas di Kelurahan Guntung. Apalagi intervensi yang lebih spesifik bagi anak bawah dua tahun dengan gizi buruk, menjadi target utama pengentasan yang disasar. Mulai dari skrining kesehatan, pemberian makanan tambahan, pemantauan gizi hingga kelas bagi balita dan ibu menyusui.

"Dari hal tersebut, penanganan yang lebih komprehensif bisa terus dilaksanakan pada setiap sasaran program, agar kualitas hidup anak maupun keluarga bisa ditingkatkan sesuai standar kesehatan," tambah Najirah.

Sementara Kepala Puskesmas Bontang Utara 2 dr Dwiyanti, menyampaikan program Pedalgas yang sebelumnya telah dimulai di Kelurahan Loktuan menunjukkan adanya penurunan dalam dua tahun terakhir, dari sebelumnya berkisar 25,21 persen menjadi 19,78 persen. Hal itu pun dipengaruhi berbagai upaya yang dilaksanakan melalui Pedalgas, seperti peningkatan kapasitas kader posyandu dan intervensi lainnya, hingga pememenuhan sarana prasarana yang lebih memadai.

Selain juga pembuatan modul resep anak berbahan pangan lokal hingga intervensi langsung bagi balita yang berpotensi stunting. Berdasarkan itu, pelaksanaan Pedalgas pun diperluas di Kelurahan Guntung melalui intervensi bagi anak dengan mal nutrisi underweight (berat badan kurang), serta balita dengan gizi sangat kurang.

"Untuk Pedalgas Guntung, intervensi anak akan dilakukan selama 90 hari dengan pemberian makanan tambahan berbasis bahan pangan lokal, serta pelaksanaan tata laksana gizi khusus pada balita gizi sangat kurang," terang Dwiyanti. (*)






TINGGALKAN KOMENTAR