•   08 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Hingga Triwulan Ketiga Serapan APBD Perubahan Kutai Timur 29,47 Persen, Faizal: Masih Terlalu Rendah

Kutai Timur - Redaksi
04 November 2024
 
Hingga Triwulan Ketiga Serapan APBD Perubahan Kutai Timur 29,47 Persen, Faizal: Masih Terlalu Rendah Ketua Fraksi Gelora Amanat Perjuangan DPRD Kutai Timur, Faizal Rachman.

Dprd Kutim

Stat: 593

SANGATTA - Serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kabupaten Kutai Timur 2024 hingga triwulan ketiga masih tergolong rendah. Hingga saat ini, penyerapan anggaran baru mencapai 29,47 persen dari total APBD Perubahan 2024 sebesar Rp14 triliun.

Ketua Fraksi Gelora Amanat Perjuangan DPRD Kutai Timur, Faizal Rachman, menyatakan rasa keprihatinannya terhadap rendahnya realisasi anggaran tersebut. 

“Terus terang, ini bukan hal yang mudah disampaikan. Sebagai anggota DPRD, kami merasa ini adalah bagian dari tanggung jawab kami. Kami sudah beberapa kali mengingatkan tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) untuk memaksimalkan serapan anggaran,” ujarnya belum lama lama ini.

APBD Kutai Timur tahun 2024 awalnya hanya sebesar Rp9,1 triliun, namun mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp14 triliun dalam APBD Perubahan. Peningkatan ini didorong oleh dua kebijakan baru, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2022 yang mengatur perpajakan pada usaha batu bara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2023 terkait Dana Bagi Hasil (DBH) sektor kelapa sawit. 

"Ini kali pertama Kutai Timur memperoleh DBH dari sektor sawit, sehingga anggaran kita bertambah cukup besar," tambahnya.

Lebih lanjut, sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) dari APBD 2023 yang mencapai Rp1,7 triliun turut memperbesar total anggaran tahun ini. Namun, Faizal mengaku prihatin lantaran anggaran besar tersebut belum termanfaatkan dengan optimal. 

“Dengan dana sebesar itu, kita seharusnya bisa mempercepat pembangunan. Tapi kenyataannya serapan anggaran masih sangat rendah,” jelasnya.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah mengadakan Rapat Pengendalian Operasional Kegiatan (Radalok) sebanyak empat kali sepanjang tahun 2024, yakni pada Februari, April, Juli, dan terakhir Oktober. Radalok bertujuan untuk memantau serta mengevaluasi progres anggaran. 

“Pada rapat di bulan April, serapan anggaran hanya 8,2 persen. Lalu pada Juli naik menjadi 20,58 persen. Namun sampai Oktober ini baru mencapai 29,47 persen, masih jauh dari target 75 persen yang kita harapkan,” katanya.

Dengan waktu yang tersisa hingga akhir tahun, Faizal meragukan kemungkinan serapan anggaran bisa mencapai target. 

“Melihat perkembangan ini, saya pesimistis anggaran sebesar Rp14 triliun bisa terserap seluruhnya. Waktu kita tinggal dua bulan lagi, dan ini sangat sempit untuk mengejar sisa anggaran yang belum terpakai,” pungkasnya. (*)






TINGGALKAN KOMENTAR