•   30 April 2024 -

Sesalkan Pemkot Tak Maksimalkan Waduk Kanaan Atasi Banjir

Bontang - M Rifki
19 Desember 2021
Sesalkan Pemkot Tak Maksimalkan Waduk Kanaan Atasi Banjir Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris bersama rombongan Komisi III DPRD meninjau lokasi waduk di Kelurahan Kanaan/M Rifki - Klik Kaltim.

KLIKKALTIM.COM- Pemanfaatan Waduk Kanaan yang berada di Jalan Soekarno-Hatta bisa jadi alternatif dalam penanganan banjir dari hulu Kota Bontang. 

Karena waduk tersebut menjadi pintu utama masuknya aliran air yang berasal dari hulu Kota Bontang saat terjadi intensitas hujan yang tinggi. 

Wakil Ketua DPRD Bontang, Agus Haris mendesak Pemerintah Kota segera melakukan penanganan cepat pengelolaan Waduk Kanaan. Pasalnya, momok banjir saat ini sudah semakin mengkhawatirkan. 

Klik Juga : Jauh dari Harapan, Anggaran Penanganan Banjir Bontang Cuma 3 Persen

"Harusnya ini menjadi solusi utama dalam penanganan banjir. Jangan tutup mata lah, segera lakukan solusi berupa tambahan kedalaman waduk," ucap Agus Haris saat ditemui di Waduk Kanaan Jalan Soekarno-Hatta, Senin (20/12/2021). 

Diketahui, Waduk Kanaan yang dimiliki Pemkot Bontang seluas luas lahan 12 hektar. Sedangkan luasan kolam ada 8 hektar yang saat ini memiliki daya tampung senilai 300 ribu meter kubik. 

Namun, saat terjadi banjir besar pada tahun 2019 kemarin, jumlah volume air yang menggenangi Bontang mencapai 1,7 juta meter kubik.

"Kalau berkaca dari situ, maka perlu ada penanganan cepat. Langkah antisipasi awal sebelum terjadi lagi banjir besar," sambungnya.

Klik Juga : Agus Haris Tawarkan Dua Cara Penyelesaian Banjir di Guntung

Ditempat yang sama, Kasi Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air PUPR Kota Bontang, Bambang Permadi mengatakan, berdasarkan Survei Investigasi dan Desain (SID) penanggulangan banjir Bontang tahun 2006 silam Waduk Kanaan menjadi solusi utama. 

Tujuannya menahan air kiriman yang berasal dari hulu sungai menuju tengah kota. Sedangkan di hulu sana, penahan banjir dengan membangun bendungan di Desa Suka Rahmat Kabupaten Kutai Timur. 

Sementara, pengerukan waduk kemarin sudah dilakukan pada tahun 2020. Program itu dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 4. 

Adapun volume pengerukannya kurang lebih 10 ribu sampai 15 ribu meter persegi. Per tahun ada kegiatan dari BWS. Kucuran anggarannya senilai Rp 4,2 miliar dan yang baru dikeruk senilai 3 hektar. 

"Memang baru bisa dilakukan pengerukan dengan luasan 3 hektar. Bahkan saat ini daya tampung sudah mencapai hasil kedalaman 115.743 meter kubik," ucapnya. 

Selanjutnya, pada 2022 mendatang akan kembali mengusulkan Rp 50 miliar untuk pengerukan kedalaman waduk dan penguatan dinding disekitar wilayah genangan. 

"Itu usulan untuk 2022 mendatang semoga bisa terealisasi," pungkasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR