•   18 May 2024 -

Inforial RSUD Taman Husada Bontang

Mengenal Psikosomatis Gangguan Kecemasan serta Penanganan di RSUD Bontang

Advertorial - Redaksi
23 Oktober 2023
Mengenal Psikosomatis Gangguan Kecemasan serta Penanganan di RSUD Bontang Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RSUD Taman Husada Bontang dr Dewi Maharni, Sp.KJ saat ditemui di Klinik Jiwa. (Dok/klikkaltim)

KLIKKALTIM.COM – RSUD Taman Husada Bontang memberikan layanan psikosomatis bagi pasien dengan gangguan kecemasan. Diklaim, layanan ini dapat mengatasi keluhan gejala fisik yang muncul akibat pikiran dan emosi.

Layanan kesehatan mental tersebut bisa diakses masyarakat umum di Klinik Jiwa RSUD Bontang. Bahkan, klinik ini dapat melayani pengobatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Mulai dari gangguan jiwa ringan, sedang dan berat. 

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RSUD Bontang dr Dewi Maharni, Sp.KJ menjelaskan, psikosomatis merupakan keluhan gejala fisik yang muncul akibat pikiran dan emosi yang dirasakan seseorang. Gangguan yang muncul berupa keluhan fisik. 

Contoh kasus, pasien yang mempunyai penyakit lambung atau maag yang sudah lama. Dan sudah diobati, tetapi tak kunjung sembuh. 

Dalam aktivitas kesehariannya. Apabila seseorang mengalami kecemasan, maka akan memicu naiknya asam lambung dengan gejala yang muncul berupa nyeri ulu hati, dan mual. Bahkan, muntah. 

Sehingga, membuat dirinya bertambah cemas. Dan dibalik keluhan itu ternyata ada gangguan kejiwaan yang mendasari seperti stres, cemas dan depresi. 

Baca Juga : Studi Banding Komunikasi, Pegawai RSUD Bontang Ikut Pelatihan di RS Daya Makassar

Padahal sebelumnya, secara fisik penyakit yang diderita pasien telah melalui pengobatan. Namun tak kunjung sembuh dan keluhannya tetap ada. 

“Pasien dengan gangguan cemas, depresi dan psikosomatis paling banyak kami layani. Biasanya, pasien-pasien ini dirujuk dari PPK 1 atau dokter spesialis lain,” kata dr Dewi saat dikonfimasi, Senin (23/10/2023). 

Ia mengatakan, pasien dengan gangguan kecemasan akan melalui pemeriksaan terlebih dahulu. 

Setelah itu, dilakukan pemberian obat anti depresi atau anti cemas, serta psikoterapi. 

Pemberian obat anti cemas disesuaikan penyebabnya. “Terapi yg kita berikan pada pasien berupa obat yg diminum dan psikoterapi,” tandasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR