•   25 April 2024 -

Sejumlah Budaya Barat Kini Boleh Dirayakan di Arab Saudi, Halloween hingga Valentine

Gaya Hidup - Redaksi
03 November 2022
Sejumlah Budaya Barat Kini Boleh Dirayakan di Arab Saudi, Halloween hingga Valentine Perayaan Halloween di Arab Saudi. (Ist)

KLIKKALTIM - Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragam Islam, ada beberapa budaya barat yang dianggap tabu dan tidak boleh dirayakan di Arab Saudi. Namun, situasi itu sudah jauh berbeda setelah Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) berkuasa dan meluncurkan kebijakan yang disebutnya sebagai reformasi sosial.

Dalam riwayatnya, Arab Saudi dikenal sebagai negara yang tidak terlalu terbuka bagi kebudayaan atau hal-hal baru. Dengan statusnya yang memiliki beberapa situs suci umat Islam, mereka mencoba mempertahankan pemerintahan dan kebijakan yang telah ada sebelumnya. 

Melansir NDTV, Rabu, 2 November 2022, Arab Saudi kini bahkan telah banyak melonggarkan aturan terhadap warga negaranya. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah budaya barat yang dianggap tidak Islami kini boleh dirayakan secara terang-terangan oleh warga di Arab Saudi. Setidaknya ada tiga budaya barat yang kini boleh dirayakan secara terbuka di Arab Saudi.

1. Halloween

Dengan tujuan ingin menerapkan reformasi sosial guna memodernisasi negara, MBS melakukan berbagai langkah mengejutkan. Salah satu yang terbaru adalah diperbolehkannya perayaan Halloween yang notabene terkait dengan paganisme. Pada tahun ini, sejumlah warga Arab Saudi merayakannya. Dijuluki “Akhir Pekan Menakutkan”, kegiatan ini dipusatkan di Boulevard Riyadh.

Pada perayaan tersebut, orang-orang bersuka ria mengenakan kostum menakutkan dan membagikannya di akun sosial media masing-masing. Setelah pelaksanaannya, muncul banyak kritikan terhadap pemerintah Arab Saudi. Sebagian pengguna media sosial menyoroti tentang izin perayaan non-muslim yang sebelumnya pernah dilarang ini.

Hanya Bersenang-Senang

New York Times melaporkan perayaan memakai kostum seram yang disponsori pemerintah ini dilakukan tepat sebelum Halloween. Adapun tujuannya agar tidak terlihat secara resmi mengikuti budaya barat tersebut. "Ini adalah perayaan besar dan ada semangat kegembiraan. Terkait hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu. Kami hanya bersenang-senang saja," ujar salah satu pengunjung.

Di sisi lain, pihak kerajaan disebut tidak mengizinkan perayaan Maulid Nabi Muhammad yang dikenal sebagai Al Maulid. Namun hal itu ternyata tidak tepat.  Dilansir MiddleEastEye, sebagian besar umat Muslim di Arab Saudi dan Qatar tidak merayakan Maulid Nabi karena dianggap tidak ada basis ajarannya. Tapi, perayaan tetap boleh dilakukan bagi mereka yang tak mempermasalahkannya. Pihak pemerintah juga tidak pernah mengeluarkan larangan untuk merayakan Maulid Nabi.

2. Perayaan Tahun Baru Masehi

Sama halnya dengan Halloween, perayaan tahun baru Masehi di Arab Saudi sebelumnya juga dilarang. Dikutip dari laman Alarabiya News, negara ini diketahui telah merayakan malam tahun baru pertama kalinya di Boulevard Riyadh City pada penghujung 2021 lalu.

"Di layar Boulevard Riyadh City, kami menghitung dari 10 hingga mencapai 2022 bersama-sama. Kami merayakan awal baru di mana kami lebih menghidupkan imajinasi," tulis keterangan video di akun Riyadh Seasons.

Dalam perayaan tersebut, cukup banyak pengunjung yang hadir untuk bersenang-senang. Gelaran tersebut merupakan perayaan malam tahun baru pertama Arab Saudi yang digelar di tempat terbuka.

3. Hari Valentine

Berikutnya adalah Hari Valentine. Beberapa tahun lalu, merayakan hari kasih sayang atau Valentine’s Day dianggap ilegal karena berstatus hari libur Kristen dan tidak Islami. Melihat sejarahnya, hal tersebut mulai berubah ketika kabinet mengeluarkan dekrit yang membatasi kewenangan pihak terkait pada 2016.

Setelah aturan pemerintah dilonggarkan, Hari Valentine menjadi populer bagi warga Arab Saudi. Kalangan bisnis, khususnya restoran, menawarkan hal menarik khusus di hari tersebut.

Salah satunya adalah menu spesial bertemakan Hari Valentine yang bisa dikombinasikan untuk kejutan bagi pasangan. Tak hanya soal perayaan, ada sejumlah kebiasaan yang semula dilarang kini justru diperbolehkan di Arab Saudi.

Di pantai biasanya masih dipisahkan antara pria dan wanita. Namun mulai tahun lalu, dengan membayar 300 riyal Saudi atau sekitar Rp1,1 juta per orang, pria dan wanita bisa masuk ke Pure Beach dekat Jeddah, dengan musik, dansa, dan taman air yang bertuliskan "Arab Saudi" dalam bahasa Inggris jika dilihat dari atas.

Bikini di Pantai

"Saya senang saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya," kata Asma, seorang warga Saudi pada AFP, Oktober 2021, "Ini adalah simbol kebahagiaan, ini adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah," tambahnya.

Para pengunjung wanita yang ingin berenang dibolehkan memakai bikini. Beberapa di antaranya bersantai sambil menghisap shisha. Saat matahari terbenam, penari mengikuti musik Barat di atas panggung, dan banyak pasangan berpelukan di dekatnya.

Di banyak negara situasi ini bukan pemandangan yang aneh, tetapi berbeda untuk Arab Saudi, yang menjadi rumah situs-situs paling suci Islam. Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City, mengatakan pantai itu terbuka untuk turis lokal maupun asing.

"Saya merasa bahwa saya tidak lagi harus bepergian (ke luar negeri) untuk bersenang-senang, karena semuanya ada di sini," kata Dima, seorang pengusaha muda lokal sambil bergoyang mengikuti musik.

Arab Saudi memang mengizinkan bikini di pantai Pure Beach. Ini adalah pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer dari kota internasional Jeddah.

Pantai ini memiliki taman terapung yang membentuk tulisan "Arab Saudi" dalam bahasa Inggris, jika dilihat dari atas. Untuk masuk ke sini, tiap orang harus mengeluarkan kocek 300 riyal Saudi atau sekitar Rp 1,1 juta (asumsi Rp 3,772/riyal), untuk menikmati musik dan tarian sekaligus bermain air.

Salah satu warga Arab Saudi, Asma (32), menghabiskan waktu satu hari di pantai tersebut dengan pacarnya. Ia bahkan bisa berdansa dengan pasangannya di atas pasir putih di tepi Laut Merah, diiringi dentuman musik dari pengeras suara.

"Saya senang bahwa saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya. Ini adalah lambang kesenangan ... itu adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah," katanya kepada AFP, mengenakan gaun biru di atas pakaian renangnya.

"Hidup itu normal (di Arab Saudi)," tambah Asma. "Sebelumnya tidak normal."

Terlihat juga pengunjung pantai berenang di perairan pirus, dengan para wanita mengenakan bikini. Beberapa di antaranya merokok shisha. Saat matahari terbenam, para pemain menari mengikuti musik Barat di atas panggung, dengan para pasangan berpelukan di dekatnya.

Sumber: Liputan6.com




TINGGALKAN KOMENTAR