•   25 April 2024 -

Rektor Unijaya Angkat Bicara Soal Demo BEM yang Dibubarkan Dosen Pakai Sapu

Bontang - M Rifki
28 September 2021
Rektor Unijaya Angkat Bicara Soal Demo BEM yang Dibubarkan Dosen Pakai Sapu Rektor Universitas Trunajaya, Bilher Hutahaen saat ditemui di kantornya Jalan Taekwondo, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara/Klik Kaltim.

KLIKBONTANG- Universitas Trunajaya Bontang buka suara terkait aksi demonstran yang berujung pelaporan oleh mahasiswa karena tindakan represif dari salah satu oknum dosen. 

Rektor Unijaya Bilher Hutahaen mengaku kaget dengan datangnya puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) dengan spanduk berbagai macam tuntutan tanpa sepengetahuan pihak kampus. 

Pasalnya, tuntutan yang mahasiswa bawa telah sepenuhnya terjawab Di dalam surat nomor 238/UNIJAYA-Btg/IX/2021 per tanggal 20 September lalu. 

Klik Juga : Duduk Perkara Aksi Mahasiswa Dibubarkan Paksa Oknum Dosen Pakai Tongkat Sapu

"Sudah di jawab beserta alasannya kemarin dalam surat. Yang disayangkan mahasiswa demo dan meminta saya untuk menandatangani surat perjanjian. Jelas saya menolak dan mengajak untuk diskusi bersama terlebih dahulu," kata Bilher saat ditemui awak media di Kampus Trunajaya Bontang, Rabu (29/9/2021). 

Mantan Anggota DPRD Bontang ini menuturkan, perihal ini sebenarnya bisa dibicarakan dengan pihak kampus secara internal. Karena, kondisi yang berdampak pada aktivitas akademik mahasiswa akan dibenahi secara perlahan. 

Aksi mahasiswa ini dilatari karena persoalan internal. Mahasiswa di semester akhir belum menerima Kartu Hasil Studi (KHS) mereka. 

Begitupun bagi mahasiswa sebagian belum menerima Kartu Rencana Studi (KRS).

Bilher menjelaskan, permasalahan internal dosen yang menahan nilai mahasiswa semester 8  sudah diselesaikan. 

Untuk KHS yang berada di semester 5 meliputi dua orang dan semester 7 ada satu orang. 

Untuk mahasiswa yang belum memiliki KHS pun tetap bisa mengikuti pembelajaran seperti biasa. 

"Kita upayakan cepat terselesaikan, kasih waktu kami. Karena proses KHS leading sektornya berada di masing-masing dekan. Semua tuntutan akan di tampung oleh pihak Rektorat," tuturnya.

Diketahui, kemarin (28/9) BEM menggelar unjuk rasa di Kampus mereka. Aksi ini membuat akademisi di kampus terkejut dan memicu emosi salah satu oknum dosen. 

Oknum dosen itu menggunakan tongkat sapu untuk membubarkan massa aksi. Perilaku dosen ini mendapat perlawanan mahasiswa, yang berujung adu mulut dan umpatan dari oknum itu. 

Menyikapi hal itu, Rektor menganggap jika pemicu oknum dosen itu karena tidak terima didemo oleh mahasiswa. 

"Kok ada demo, tidak ada pemberitahuan atau komunikasi tiba-tiba bentangkan spanduk dengan tulisan tutup kampus," ucap Bilher. 

Akibatnya, Dosen yang sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi ini tidak terima. Bahkan, menurut Bilher dosen tersebut hanya menggunakan batang sapu untuk memukul bentangan spanduk saja tidak sampai terkena mahasiswa. 

"Kalau yang saya liat hanya spanduk saja yang dipukul," tuturnya. 

Saat disinggung terkait Mahasiswa melapor tindakan kekerasan oknum dosen kepada pihak berwajib. Respons yang diberikan oleh Rektor Unijaya mengaku prihatin. Pasalnya, mahasiswa seluruhnya telah dianggap sebagai anak dari semua dosen. 

"Saya selaku rektor sangat prihatin, jika ada proses pengaduan biarkan saja berjalan. Harusnya bisa dibicarakan serta disampaikan dengan kekeluargaan. Pihak kampus pun merasa terbuka," ungkapnya.




TINGGALKAN KOMENTAR