Penyebaran Bibit Nyamuk Wolbachia Efektif Tekan Kasus DBD di Bontang; Turun 60 Persen

BONTANG- Program pengendalian nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bontang melalui penyebaran bibit nyamuk Wolbachia terbukti efektif.
Dari data 6 bulan terakhir jumlah warga terjangkit DBD menurun drastis sekitar 60 persen lebih ketimbang di periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang Bahtiar Mabe mengatakan, jumlah kasus di periode Januari - Juni tahun ini sebanyak 102 orang. Di periode yang sama year on year (YoY) mencapai 314 kasus.
Salah satu faktor utama pengendalian berhasil, lanjut Bahtiar karena kesadaran masyarkat yang mulai meningkat. Para orang tua juga telah intens mengawasi gerak gerik buah hatinya saat bermain, khususnya menghindari tempat-tempat rawan perkembangan nyamuk.
Dari data yang dihimpun klikkaltim, wilayah paling tinggi kasus DBD masih didominasi di Kecamatan Bontang Utara dengan jumlah 45 kasus.
Diantaranya, Kelurahan Loktuan sebanyak 14 kasus. Kelurahan Api-Api sebanyak 12 kasus, Kelurahan Bontang Baru 8 kasus, Kelurahan Bontang Kuala sebanyak 7 kasus. Di Kelurahan Gunung Elai sebanyak 4 kasus dan Kelurahan Guntung tidak ada kasus.
Posisi ke dua Kecamatan Bontang Selatan dengan total ada 43 kasus DBD. Tersebar di kelurahan Berbas Pantai 14 kasus, Kelurahan Berebas Tengah 10 kasus, Kelurahan Tanjung Laut 7 Kasus, Kelurahan Tanjung Laut Indah 6 kasus, Kelurahan Bontang Lestar 4 kasus, dan Kelurahan Satimpo 2 kasus.
Posisi ke tiga Kecamatan Bontang Barat dengan total kasus DBD sebanyak 14 pasien. Tersebar di Kelurahan Gunung Telihan 10 kasus, Kelurahan Kanaan 2 kasus, dan Belimbing 2 kasus.
"Kalau dilihat dari tren kasus 6 bulan ini menurun dari tahun sebelumnya. Bahkan penurunannya lebih 50 persen," ucap Bahtiar Mabe kepada Klik Kaltim, Rabu (2/7/2025).
Lebih lanjut, untuk perkembangan Nyamuk ber Wolbacia maaih terus dievaluasi. Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Nur Ilham menambahkan faktor lainnya untuk pengurangan kasus DBD ini juga karena perkembangan Wolbacia.
Kendati begitu parameternya akan dievaluasi. Di evaluasi ke 6 pada Maret 2025 lalu perkiraan persebaran Wolbacia masih diangka 32 persen di 3 kecamatan.
"Kalau faktor tunggal Wolbacia tidak juga. Karena masih tahap evaluasi. Banyak faktor yang menyebabkan DBD turun," terang Nur Ilham.
Langkah Mitigasi
Dinas Kesehatan memiliki skema dalam penanggulangan DBD. Melihat tren kasus reaktif di setiap wilayah. Semisal ada 5 kasus di satu kelurahan akan dideteksi. Didatangi kawasan pemukiman dan sampai ke tempat sekolah.
Setelah didapat proteksi yang paling cepat dilakukan dengan melakukan penyemprotan foging. Itu pun kata Ilham merupakan alternatif terakhir. Membasmi nyamuk DBD dengan rentan umur dewasa.
"Sebaran nyamuk ini kan cepat hanya butuh waktu 13 hari bisa menetas baru. Jadi foging alternatif terakhir," pungkasnya.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: