•   22 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Penanganan Stunting Paling Buruk di Kaltim, DPRD Bontang Curiga Anggarannya Banyak Dialihkan ke Bimtek bukan Makanan Bergizi

Bontang - M Rifki
26 Juli 2024
 
Penanganan Stunting Paling Buruk di Kaltim, DPRD Bontang Curiga Anggarannya Banyak Dialihkan ke Bimtek bukan Makanan Bergizi Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik saat menampilkan hasil survei penanganan stunting di Kaltim di acara Harganas di Mangrove Park Saleba, Kamis (25/7/2024)/Klik Kaltim

KLIKKALTIM.COM- Predikat Kota Bontang yang diraih dari Provinsi Kaltim sebagai wilayah dengan penanganan stunting paling buruk di Kalimantan Timur turut dikomentari Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam. Pemkot Bontang diminta untuk mengevaluasi program dan alokasi anggaran yang digelontorkan untuk penanganan stunting. 

Andi Faiz mengatakan, guyuran anggaran untuk penanganan stunting cukup tinggi. Bahkan, pos belanja ini melekat hingga ke tingkat RT se-Kota Bontang. 

Namun, mirisnya alih-alih bisa teratasi secara efektif kasus anak yang menderita stunting masih tinggi. "Ya sangat miris. Kalau kita lihat di tingkat RT aja sudah masuk di program stimulan penanganan stunting tapo ternyata tidak berdampak maksimal," ungkap Andi Faiz kepada wartawan, Jumat (26/7/2024).

Sindiran dari Pemprov Kaltim dengan perghargaan kota paling rendah atasi stunting harus menjadi bahan evaluasi pemerintah. Menurut Politisi Golkar ini Pemkot terlalu berpuas diri dengan laporan dari internal selama ini yang memberikan catatan positif. 

Tetapi, ketika penilaian dari lembaga luar justru mendapat hasil yang berbeda. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 lalu mendapati angka stunting Bontang paling tinggi di Kaltim. 

Posisi Bontang paling tinggi dengan kenaikan prevalansi stunting 6,4 persen. "Ya kalau Pemkot selama ini kan selalu berkaca sama diri sendiri. Jadi selalu klaim penanganan stunting nya terbaik. Tapi faktanya ketika dinilai pihak luar ternyata yang paling rendah," sambungnya. 

Evaluasi Anggaran 

Ketua Badan Anggaran DPRD Bontang ini menjelaskan, alokasi anggaran yang disetujui oleh Banggar demi menekan stunting cukup besar. Seharusnya dengan gelontoran dana yang gemuk diikuti dengan hasil yang maksimal. 

Dirinya curiga anggaran yang besar dari APBD justru tidak tepat sasaran. Alih-alih digunakan untuk pemberian makanan bagi anak-anak stunting malah dialokasikan demi pembiayaan rapat atau bimbingan teknis. 

"Yang kami khawatirkan anggaran untuk stunting nya besar tapi justru yang besar itu buat pendampingan dan bimtek-bimtek pegawainya bukan untuk dibeli makan dan minuman bergizi buat anak-anak stunting," ungkapnya. 

Dia menambahkan, program penanganan stunting harus benar-benar tepat sasaran menyentuh langsung kepada anak-anak stunting dan ibu hamil. Dengan begitu programnya bisa memberi hasil yang maksimal. Tetapi, apabila tetap menggunakan skema kerja seperti sekarang, seberapa besar anggaran yang diberikan tak mampu mengurangi stunting. 

"Sebanyak apapun dianggarkan untuk stunting kalau dalam pelaksanaannya tidak langsung bersentuhan dengan anak yang stunting yah sia-sia," tandasnya. 






TINGGALKAN KOMENTAR