•   17 June 2025 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Nasib Mahasiswa Unijaya Masih Menggantung, Sumardi: Harus Ada Agenda Lanjutan

Bontang - Asriani
17 Juni 2025
 
Nasib Mahasiswa Unijaya Masih Menggantung, Sumardi: Harus Ada Agenda Lanjutan Rapat gabungan Komisi A dan C di Sekretariat DPRD yang membahas soal nasib mahasiswa Unijaya.

KLIKKALTIM.COM - Anggota Komisi C DPRD Kota Bontang, Sumardi mendesak agar persoalan kampus Universitas Trunajaya (Unijaya) dibahas hingga tuntas, terutama soal nasib para mahasiswa. 

Hal itu disampaikan pada saat mengikuti Rapat Gabungan Komisi DPRD Kota Bontang dan Himpunan Mahasiswa Bontang, Asisten I Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah dan Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Bontang, Senin (15/6/2025).

Dia bilang, tugas DPRD adalah memastikan setiap warga termasuk Mahasiswa Unijaya menerima hak pendidikan dengan baik.

“Adel-adek saya ini harus dikawal, dan mereka bisa diwisuda dengan baik dan lancar,” terang dia.

Kata dia, polemik yang terjadi saat ini adalah tidak ada informasi yang jelas dari pihak yayasan maupun rektor kampus. Meskipun, pemerintah berusaha semaksimal mungkin, tapi menurutnya hasil rapat tidak akan memuaskan karena tidak ada keikutsertaan pihak kampus. 

“Pemerintah sudah perjuangkan, tapi kalau tidak ada titik temu informasi yang valid dari rektor tidak bisa,” jelasnya. 

Untuk mencari jakan keluar, Sumardi mengusulkan agar rapat gabungan komisi dijadwalkan kembali untuk menemukan titik akhir perihal kepastian status Unijaya Bontang. Menurut dia, upaya itu penting supaya mahasiswa saat ini yang tidak bisa kuliah dan wisuda dapat kepastian. 

“Saran kami selanjutnya bisa diajak rapat lanjutan lagi bersama komisi A dan C dengan pemerintah,” tambah dia. 

Merespon hal itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Bontang Dasuki membeberkan bahwa pihaknya selalu menawarkan berbagai rancangan solusi, tetapi pihak dari Kampus Unijaya tidak merespon dengan baik. Bahkan terkesan ada yang ditutup-tutupi. Misalnya mengenai status akreditasi, status program studi, bahkan mengenai status lahan.

“Skema-skema yang kami tawarkan menjadi gagal karena memang ketidakterbukaan perguruan tinggi,” beber Dasuki. (*/adv/as)






TINGGALKAN KOMENTAR