Diresmikan Kepala BNN RI Komjen Marthinus, Kantor BNNK Bontang Resmi Beroperasi
BONTANG- Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bontang diresmikan langsung Kepala BNN Republik Indonesia Komjen Pol Marthinus Hukom pada Selasa (4/2/2024).
Dalam agenda ini juga dihadiri oleh Wali Kota Bontang Basri Rase, Kepala BNN Kaltim Brigjend Pol Rudi Hartono serta beberapa Kepala BNN dari wilayah tetangga seperti Kutim.
Bangunan bernilai Rp7,9 miliar ini merupakan hibah Pemkot Bontang kepada lembaga vertikal BNNK yang sudah rampung dikerjakan pada 2024 lalu.
Wali Kota Bontang Basri Rase dalam sambutannya menerangkan sejarah panjang perjalanan BNNK sebelum mendapatkan kantor baru.
Rencana pembangunan sudah dilakukan pada 2020 lalu. Tetapi karena persoalan Covid-19 anggaran pun terpangkas.
Komitmen Pemkot Bontang terhadap memerangi narkoba juga sangat serius. Bagaimana tidak setiap tahun BNNK Bontang rutin melaksanakan tes urine kepada pejabat di lingkungan pemerintahan. Baik dari pejabat hingga staf tidak luput dari pemeriksaan.
Kemudian Bontang juga memiliki Perda Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Fasilitasi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika Dan Prekursor Narkotika.
Penghargaan yang setinggi-tingginya juga dilontarkan sebab gedung ini diresmikan langsung oleh Kepala BNN RI Konjen Pol Marthinus Hukom.
Sejarah Badan Narkotika Kota (BNK) 2016 lalu dirinya sebagai Kepala. Saat itu Bontang menjadi posisi kedua kategori pemakai terbanyak di Kaltim. Bahkan saat itu didaulat sebagai kota gawat narkoba.
Kemudian secara perlahan BNK mulai mengerjakan tugas hingga akhirnya berdiri sebagai BNNK. Saat itu satgas pencegahan dibentuk dan mampu menekan jumlah pemakai narkoba.
"Semoga bantuan gedung ini bisa membantu kerja-kerja BNNK Bontang. Narkoba ini musuh bersama. Harus diperangi secara bareng-bareng," ucap Basri Rase.
Dalam sambutannya Komuen Pol Marthinus Hukom meminta seluruh pihak bisa bekerja sama dalam memberantas narkoba.
Sebab narkoba bukan hanya persoalan hukum. Tetapi memiliki aspek persoalan yang kompleks. Baik ekonomi, sosiologis, psikolog, dan politik.
Bontang sebagai kota Industri pun harus lebih mawas diri. Karena para bandar narkoba menyasar peredaran itu kepada kelompok pekerja yang memiliki uang.
Kemudian Bontang juga merupakan wilayah transit dari utara menuju selatan. Bahkan sebagai pintu masuk atau keluar barang narkoba.
Secara prinsip dirinya berharap masyarakat Bontang bisa diberikan perlindungan. Dalam hal ini menjauhi atau tidak terpengaruh terhadap narkoba.
"3,33 juta warga Indonesia jadi pemakai. 300 ribu diantaranya remaja. Barang bukti uang tunai mencapai Rp500 triliun. Narkoba ini kejahatannyang terorganisir jadi harus diperangi secara bersama," ucap Komjen Pol Marthinus.
Lebih lanjut, memerangi narkoba ini tidak udah. Karena secara kultur peredaran narkoba ini penuh dengan manipulasi.
Bahkan bisa saja ancaman muncul dari kawasan terkecil. Dimana Kampung-Kampung menjadi limbung produksi narkoba.
"Ini problem, yang harus dituntaskan. BNN dan Polri ridak bisa bertugas sendiri. Harus ada kolaborasi. Bontang punya kolaborasi itu," pungkasnya.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: