•   19 May 2024 -

BW Minta Tata Kelola Anggaran Harus Berbasis Digital dan Transparan

Bontang - Redaksi
31 Juli 2022
BW Minta Tata Kelola Anggaran Harus Berbasis Digital dan Transparan Anggota Komisi II DPRD Bontang Bakhtiar Wakkang.

KLIKKALTIM.COM - Tata kelola keuangan daerah seharusnya sudah berbasis digitalisasi dan transparan. Kemajuan teknologi saat ini justru memudahkan pemerintah dalam tata kelola anggaran. 

Anggota Komisi II DPRD Bontang Bakhtiar Wakkang menuturkan,pengelolaan keuangan berbasis teknologi di Kota Bontang mulai diterapkan. “Meskipun kita lahir di zaman kolonial, tapi harus bisa beradaptasi dengan zaman milenial. Jangan sampai buta teknologi,” ungkapnya.

BW sapaan akrabnya mengatakan, Kota Bontang akan perkembangan era digitalisasi bahkan sudah menerapkan konsep smart city. Sehingga pengelolaan keuangan daerah pun juga harus berbasis teknologi.

“Konsep smart city jangan hanya dijadikan sekedar jargon, tapi harus diaplikasikan,” tuturnya.

Menurutnya, penerapan uang berbasis teknologi akan memudahkan dalam pengelolaan keuangan. Ia juga menilai transaksi berbasis digital juga lebih efektif. BW berharap transaksi non tunai juga masuk dalam aturan perda pengelolaan keuangan.

Selain memutus birokrasi yang panjang juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perkembangan zaman, BW menyakini masyarakat Bontang sudah mulai melek dengan teknologi.

“Perda harus mengikuti perkembangan zaman, kita harus mengarah kesana (transaksi digital),” terangnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bontang, Sony Suwito Adicahyono menyambut baik usulan tersebut.
Bahkan saat ini, pihaknya pun sudah melakukan transaksi pengelolaan keuangan secara non tunai, seperti perjalanan dinas, honor, kegiatan dengan pihak ketiga itu sudah berbasis teknologi.

Hanya saja, lanjut Sony, beberapa kegiatan di lapangan secara teknis masih belum bisa menerapkan non tunai. Semisal kegiatan sosialisasi yang mengundang peserta yang biasanya dalam acara tersebut, ada uang transportasi yang diberikan kepada peserta.

“Nah itu yang menjadi bahan diskusi teman-teman, cukup repot jika uang transportasi senilai 50 ribu misalnya, harus dibayar secara non tunai, panitia harus mendata nomor rekening, belum lagi, kalau banknya berbeda-beda,” pungkasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR