HUT Ke-25 Kota Bontang; Angka Stunting 20 Persen, Dewan Minta Evaluasi Total Program hingga Penganggaran
BONTANG- HUT Kota Bontang ke-25 mendapat catatan dari Anggota DPRD Bontang Heri Keswanto. Di dalam rapat paripurna, Heri menyampaikan masalah stunting yang perlu ditangani serius dihadapan seluruh peserta rapat, Sabtu (12/10/2024).
Heri menyebutkan, di momen hari jadi ke-25 prevalensi stunting di Bontang mencapai 20 persen. Kondisi memburuk ketimbang Juli lalu yang sempat melandai 18 persen.
Pemerintah harus mengevaluasi seluruh program penanganan stunting secara total. Tak hanya programnya, insentif bagi kader posyandu juga harus ditingkatkan. Sebab, dari laporan yang ia terima para kader dibayar Rp 300 ribu per bulan.
"Kenaikan angka stunting jadi kabar buruk pada perayaan HUT Bontang. Pemkot kita minta agar bisa mengevaluasi total," ucap Heri Keswanto usai Sidang Paripurna dalam rangka HUT Bontang ke-25, pada Sabtu (12/10/2024).
Selain program, Heri juga menyoroti alokasi anggaran untuk penanganan stunting. Pasalnya, anggaran makanan tambahan di 3 kelurahan dengan kasus tertinggi hanya Rp 237 juta padahal sasaran balita lebih dari Rp 2 ribu anak.
"Kalau dikategorikan bencana alam. Seharusnya bisa difokuskan untuk anak stunting. Utamannya intervensi seribu hari kelahiran," tuturnya.
Mengkonfirmasi hal itu, Pjs Wali Kota Bontang Munawwar menganggap penanganan stunting masih menjadi prioritas.
Baru-baru ini dirinya menggelar rapat koordinasi terkait penanganan stunting. OPD teonis pun diminta melakukan sinkronisasi data.
Sebab bisa jadi masih ada anak yang tercatat ganda dalam data tersebut. "Kami akan evaluasi. Yang jekas penanganan stunting jadi prioritas," ucap Pjs Wali Kota Munawwar.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: