•   07 May 2024 -

Kriminal Samarinda (Makin) Sadis

Samarinda -
13 Agustus 2019
Kriminal Samarinda (Makin) Sadis SIAP-SIAP TIMAH PANAS: Aksi kejahatan di Samarinda semakin menjadi-jadi. Polisi tidak akan tinggal diam. Timah panas akan diberikan layaknya dua pelaku kejahatan yang ditindak Polsek Samarinda Kota beberapa waktu lalu di kawasan Gerilya, Sungai Pinang.

KLIKKALTIM -- Kejahatan jalanan, belakangan banyak terjadi di Samarinda. Begal atau istilah dalam kepolisian pencurian dengan kekerasan (curas). Begitu pula dengan spesialis pembobolan.

YUNDA Safitri, ibu rumah tangga (IRT) yang bermukim di Jalan Antasari, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, masih trauma dengan tindak kejahatan yang diterimanya, beberapa waktu lalu. Tasnya raib, paha kirinya sobek karena disayat benda tajam dan harus menerima perawatan dokter di RS Samarinda Medika Citra (SMC).

Ditemui di ruang kerjanya, kemarin (12/8), Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono tak menampik, kriminalitas di ibu kota Kaltim cukup banyak. “Setiap hari kami itu selalu menerima laporan. Entah pencurian, penganiayaan, dan lainnya,” ujar perwira melati satu itu. Belum jelas pelakunya, aparat berseragam cokelat di Kota Tepian mendapat penjelasan dari warga melalui media sosial. Pemilik akun Facebook (FB) Rizki Mulyani mengabarkan jika saudaranya mengalami aksi kejahatan jalanan. Luka di tangan dengan sembilan jahitan.

“Tolong untuk kalian harap waspada dan hati-hati saat di tikungan sampah dekat SMA Melati, kakak saya tadi siang mengalami begal atau jambret”.

Begitu sepenggal tulisan yang dipublikasikan si pemilik akun di grup Facebook. “Memang sempat lihat posting itu. Kami bukan menyepelekan, anggota di lapangan sedang kerja,” ungkapnya.

Meminjam data kepolisian, sepanjang Januari–Juni 2019, kasus pencurian biasa (cubis), pencurian pemberatan (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) roda dua, sudah 221 kasus. Dalam sepekan jika dirata-rata, sekitar 20–30 laporan kasus khusus pencurian.

Jika dibagi ke delapan kantor polisi di Samarinda, sehari bisa menerima 3–4 laporan masyarakat. Laporan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat itu memang baru di semester awal. Namun, dengan kejadian sebanyak itu, praktis membuat petugas terus kerja keras.

Seperti yang diungkapkan Yunda saat ditemui harian ini, beberapa waktu lalu, aktivitasnya banyak dihabiskan di rumah. “Memang saya sering jalan, tapi sekarang enggak dulu. Ngeri,” ucapnya. 

Kembali ke Sudarsono, faktor ekonomi masih menjadi alasan utama para pelaku beraksi. “Tapi agak gemas kalau pelakunya masih di bawah umur,” ujarnya.

Selain perbedaan proses hukumnya, waktunya untuk segera disidangkan sangat singkat. “Tempatnya juga terbatas,” ungkap Sudarsono. Terlebih, mereka yang kerap berulang melakukan aksi kejahatan jalanan.

Selain dua kasus jambret yang melukai korbannya terjadi, bobol mobil sedang jadi target pengungkapan polisi. Terakhir, kasus uang Rp 800 juta yang hilang dibawa kabur sindikat kawanan jambret di Jalan Proklamasi I.

Setelahnya, ada tiga mobil yang parkir di Jalan Pattimura, Mangkupalas, Samarinda Seberang, juga dibobol. “Semuanya sedang kami buru pelakunya,” kunci dia. 

 

Sumber : Kaltimpost




TINGGALKAN KOMENTAR