•   27 April 2024 -

Luar Biasa, Yusran Aspar Ternyata Miliki Pusaka Kudungga

Penajam - Edwin Irawan | Humas Pemkab PPU
09 Mei 2017
Luar Biasa, Yusran Aspar Ternyata Miliki Pusaka Kudungga Yusran Aspar (dua dari kanan) saat menunjukkan sejumlah koleksi antik miliknya (Humas)

PENAJAM.KLIKKALTIM - Siapa sangka sosok Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar, memiliki sejumlah koleksi benda-benda pusaka bersejarah yang usianya mencapai ratusan tahun.

Dari sejumlah koleksi antik milik suami Rustini ini, diantaranya ada keris lembuswana yang menurut catatan sejarah dibuat pada abad ke-4, dengan daerah asal Kerajaan Palawa India Selatan.

Bahkan keris tersebut diyakini sebagai benda pusaka resmi Maharaja Kudungga, yang merupakan Raja pertama Kerajaan Mulawarman.

Latar belakang keris ini, menurut catatan seorang sejarawan Eropa bernama A Bergaqne, saat meneliti sebuah Prasasti didaerah Dong-Duang Kamboja. Menyebut seorang keturunan Raja Palawa dari India selatan bernama Kudungga. Dikarenakan ia bukan putra mahkota pewaris kerajaan, maka Kudungga diperintah agar merantau mencari wilayah untuk mendirikan kerajaan baru.

Kemudian, sebelum berangkat ia diberi bekal oleh ayahnya berupa pusaka keris lembuswana dan kalung Uncal bermotif mitologi hindu, hingga akhirnya Kudungga berhasil mendirikan kerajaan Mulawarman di Kaltim.

Saat ditanya tentang asal-muasal benda bersejarah tersebut bisa sampai ketangannya, orang nomor satu di Tanah Benuo taka ini hanya menjawab santai.

"Itu rahasia perusahaan, hehehe, “ ucap Yusran sambil tertawa ringan.

Selain koleksi keris lembuswana, Yusran Aspar juga memiliki koleksi historis bernilai tinggi lainnya. Berupa Al-quran abad ke 15 Masehi, yang diperkirakan berasal dari Kerajaan Samudera Pasai atau kerajaan Demak Jawa Tengah.

Al-Quran ini masih berbahan baku daun lontar dan bersampulkan bahan tapas aren yang telah diewetkan, karena memang saat itu belum ada produk kertas beredar.

Al-Quran dari daun lontar dan Keris Maharaja KudunggaDari informasi yang berhasil dihimpun, latar belakang Al-Quran dimulai saat berdirinya kerajaan Islam Samudera Pasai di Sumatra dan kerajaan Demak di Jawa tengah. Kemudian saat itu berkumpullah para ahli tasawub dan kaum mursyid, ahli tafsir Al-Quran yang datang dari Irak, Yaman, dan sebagainya.

Mengingat pada waktu itu penghafal Alquran masih sangat terbatas, maka para ahli tasawub dan kaum mursyid berusaha melestarikan Al-Quran dengan cara mencatat atau menulis.

Maka digunakan media daun lontar yang diawetkan dengan bumbu rempah-rempah. Hingga lahirlah Al-Quran berbahan daun lontar setelah melalui tatanan terbaik. Dan salah satunya, ada ditangan Bupati PPU saat ini.

Ada juga koleksi lainnya milik Yusran Aspar berupa pedang persia, yang bermotif kaligrafi arab dengan daerah asal Babilonia. Diperkirakan masa pembuatan pedang ini pada abad ke-IX.

Konon, pedang persia milik Bupati PPU ini, merupakan salah satu upeti para khalifah kepada Raja-raja. Namun alur perjalanan pedang tersebut bisa sampai ke tangan seorang Yusran Aspar, masih belum ada yang tahu.

Lainnya, ada juga koleksi lain yang bisa ditemui dalam pameran nantinya, berupa sebuah tasbih antik yang diyakini milik Sunan Ampel.

Dikatakan Yusran, konon tasbih tersebut hanya berjumlah 30 butir, berbeda dengan tasbih pada umumnya yang memiliki 33 butiran.

Namun begitu, dalam kondisi tertentu, jumlah butiran tasbih bisa berjumlah 33 butir. Tergantung dari keyakinan seseorang.

“Wallahuwalam itu dapat terjadi. Namun semua itu terjadi juga tergantung dengan keyakinan seseorang, “ jelasnya.

Dikatakannya, bagi masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih dekat benda-benda bersejarah ini, Yusran mempersilakan masyarakat untuk melihat pameran koleksi ini pada kegiatan pembukaan MTQ ke-39 tingkat Kaltim di Kabupaten PPU.

“Silahkan jika seluruh masyarakat ingin menyaksikan langsung wujud Al-Quran tertua abad ke 15, yang masih berbahankan daun lontar. Atau menyaksikan Keris Lembuswana yang merupakan pusaka resmi milik Maharaja Kudungga, Raja pertama Kerajaan Mulawarman. Atau pedang persia bertuliskan kaligrafi arab,“ Pungkas Yusran Aspar. (*)

Tasbih Sunan Ampel milik Yusran




TINGGALKAN KOMENTAR