•   23 December 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Kemendikbud Hapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Nasional - Redaksi
21 Juli 2024
 
Kemendikbud Hapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Ilustrasi.

KLIKKALTIM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memutuskan menghapus jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), dan bahasa pada jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengatakan, jurusan SMA dihapus karena selama ini menimbulkan ketidakadilan. Menurutnya, orangtua mempunyai kecenderungan memasukkan anaknya ke jurusan IPA agar memiliki pilihan program studi (prodi) yang lebih luas ketika mendaftar perguruan tinggi.

“Salah satunya itu (karena orangtua rata-rata memilihkan anaknya masuk IPA). Kalau kita jurusan IPA kita bisa memilih jurusan lain,” ujar Anindito dikutip dari Kompas.com.

Lantas, mulai kapan jurusan di SMA dihapus?

Kemendikbud Ristek memutuskan menghapus jurusan di SMA mulai tahun ajaran baru 2024/2025. Kebijakan tersebut bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka yang sudah ditetapkan sebagai kurikulum nasional. Sebagai informasi, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan konten yang lebih optimal supaya siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Menurut Anindito, Kurikulum Merdeka sudah diterapkan secara bertahap pada 2021. Kebijakan tersebut lalu diterapkan di 50 persen sekolah di seluruh Indonesia pada 2022. Hingga tahun ajaran 2024/2025, persentase sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sebanyak 90-95 persen, baik di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. Anindito berharap, dihapusnya jurusan pada jenjang SMA membuat siswa bebas memilih mata pelajaran sesuai minat.

“Pada kelas XI dan XII SMA, murid yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau kariernya,” katanya dikutip dari Kompas.id, Kamis (18/7/2024).

Tujuan jurusan SMA dihapus Anindito menjelaskan, ada beberapa manfaat yang dirasakan siswa ketika jurusan SMA dihapus, baik untuk siswa yang memiliki ketertarikan di bidang IPA, IPS, dan bahasa. Sebagai contoh, siswa yang memiliki ketertarikan di bidang IPA dan ingin melanjutkan studi ke program teknik dapat menggunakan jam pelajaran pilihannya untuk belajar Matematika tingkat lanjut dan Fisika tanpa harus mengambil mata pelajaran Biologi.

Hal yang sama juga berlaku bagi siswa yang ingin berkuliah di program studi kedokteran. Ia bisa memilih mata pelajaran Biologi dan Kimia tanpa perlu memilih mata pelajaran Matematika tingkat lanjut. Di sisi lain, penghapusan jurusan SMA juga berguna untuk menghilangkan diskriminasi terhadap siswa non-IPA, seperti IPS dan bahasa pada penerimaan mahasiswa baru.

Semua lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika sekolah dengan Kurikulum Merdeka. Kesempatan siswa memilih mata pelajaran sesuai minat disebut Anindito dapat meningkatkan fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan untuk minat dan rencana studi lanjutnya. Kemendikbud Ristek menilai, persiapan secara terfokus dan mendalam sulit dijalankan jika jurusan IPA, IPS, dan bahasa masih diterapkan.

“Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid mengeksplorasi dan bisa melakukan refleksi minat, bakat, dan aspirasi karier. Kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan lebih fleksibel sesuai rencana."

Tantangan penghapusan jurusan SMA Salah satu sekolah yang sudah menerapkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan bahasa adalah SMAN 10 Yogyakarta. Namun, Kepala SMAN 10 Yogyakarta Sri Moerni mengaku, pihaknya menemui kendala ketika jurusan SMA dihapus. Kendala tersebut adalah ketidaksepahaman antara orangtua dengan anak ketika memilih jurusan saat mendaftar kuliah.

Menurut Sri Moerni, pihak sekolah bertugas menjadi jembatan bagi orangtua dan anak yang tidak menemui titik temu soal jurusan kuliah. “Jadi antara siswa dengan orangtua sudah tidak klop. Mungkin ortu menginginkan anak jurusan ini, tapi anaknya sendiri punya kecenderungan berbeda,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Jumat (19/7/2024).

"Yang paling sibuk (menangani siswa sebelum pendaftaran kuliah) ini bagian bimbingan konseling,” tambahnya. Itulah jawaban dari Kemendikbud Ristek soal kapan jurusan SMA dihapus. (*)

 






TINGGALKAN KOMENTAR