•   28 April 2024 -

JKN - KIS dan Ardina, Bocah Kelainan Darah Thalasemia

Ekonomi - Yoyok S
07 Oktober 2019
JKN - KIS dan Ardina, Bocah Kelainan Darah Thalasemia Al Makmun dan keluarganya tinggal dengan putrinya Arfina Nurrahma gadis kecil penderita Thalasemia.
KLIKKALTIM – Setelah menelusuri gang kecil yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua. Tiba di bantaran salah satu anak sungai Mahakam yang membelah kota Samarinda, di sebuah rumah kontrakan, di sanalah Al Makmun (33) dan keluarganya tinggal dengan putrinya Arfina Nurrahma (13) gadis kecil penderita Thalasemia.
 
Thalasemia adalah kelainan darah dengan kondisi jumlah protein pembawa oksigen kurang dari jumlah normal atau kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.
 
Setiap hari Al Makmun bekerja sebagai buruh angkut pasir di daerah Sungai Kunjang, untuk mencapai tempat penambangan pasir ia menggunakan trasportasi umum. Upah mengangkut pasir tak seberapa belum dipotong makan dan biaya transportasi, sisanya menjadi nafkah bagi keluarganya.
 
Penghasilan yang pas-pasan sementara harus membiayai buah hati tercinta yang menderita penyakit Thalasemia, penyakit ini membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit.“Jangankan untuk biaya berobat, untuk makan saja terkandang kurang,” ungkap Al Makmun.
 
Kondisi fisik Arfina sekilas menunjukkan bahwa ia sedang menderita penyakit, tubuhnya lebih kecil dari gadis seusianya dan nampak agak pucat.“Penyakit Arfina berawal sejak tahun 2011 saat itu umurnya baru masuk 5 tahun,” ungkap Al Makmun.
 
Sambung Al Makmun.“Awalnya Arfina sakit demam, pucat dan lemas dan segera saya bawa ke rumah sakit, setelah dapat perawatan, dokter bilang ke keluarga bahwa Arfina menderita penyakit Thalasemia dan harus berobat secara rutin,” kenang Al Makmun.
 
Pengobatan penyakit Arfina telah dilakukan secara rutin, namun apabila kondisinya sedang tidak baik dan segera memerlukan pengobatan meskipun belum masuk jadwal pengobatan maka segera dibawa ke UGD untuk mendapat pertolongan.
 
“Biasanya tandanya badan demam, pucat dan lemas maka langsung saya bawa ke UGD, kami mendapat pelayanan yang baik di rumah sakit dan tidak pernah mengalami kendala pengobatan di rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat inap,” tutur Al Makmun.
 
Akibat penyakit yang dideritanya, Arfina tidak dapat melanjutkan pendidikan, ia hanya di rumah bermain bersama adiknya, namun ia tetap belajar membaca dan berhitung dengan sang Ibu tercinta.
 
Al Makmun dan keluarga terdaftar sebagai Peserta Bantuan Iuran (PBI) APBN, dengan menggunakan program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) ia tak lagi mengeluarkan biaya untuk pengobatan Arfina.“Alhamdulillah program ini sangat membantu sekali untuk pengobatan Arfina, nggak kebebayang Mas kalau nggak ada bantuan dari pemerintah ini,” ucap Al Makmun haru.
 
Tak banyak yang Al Makmun harapan melainkan kesembuhan buah hatinya dan ia berharap agar pemerintah tetap membantu pengobatan Arfina melalui program JKN-KIS.
 
“Saya tidak pernah putus asa dan terus berharap agar anak saya dapat sembuh dari penyakitnya, dan yang kedua adalah semoga program ini (JKN-KIS) terus berjalan karena manfaatnya sangat besar, terutama bagi keluarga yang tidak mampu yang sakit dan membutuhkan biaya pengobatan mahal, saya sampaikan terimakasih kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan,” tutup Al Makmun. (*)
 
 



TINGGALKAN KOMENTAR