Proyek Trotoar dan Drainase Rp 24 M di Bontang Baru Tunggu Persetujuan Warga; Siapkan Skema Alternatif Apabila Ditolak

BONTANG- Proyek pengerjaan trotoar dan drainase senilai Rp 24 miliar di Jalan R Soeprapto, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara masih menunggu persetujuan warga setempat. 

Pengerjaan saluran drainase sepanjang 2,3 kilometer ini dimulai dari Simpang 4 Bontang Baru hingga di depan Batalyon Arhanud 7/ABC di Jalan MT Haryono. Namun, dampak dari pengerjaan ini akan menyebabkan banjir di RT 19 Kampung Jawa, Bontang Baru karena wilayah yang dataran rendah. 

Kabid Bina Marga PUPR Kota Bontang Anwar Nurddin mengatakan, sebelum proyek dimulai pihaknya akan meminta persetujuan warga karena proyek ini akan berdampak ke mereka. 

"Kami akan jalankan sampai depan Amalia. Konsekuensi memang air akan lebih lancar ke Sendawar. Pasti akan ada dampak banjir di sana. Makanya mau minta persetujuan warga," ucap Anwar belum lama ini. 

Dengan surat persetujuan itu, sebagai bentuk garansi tidak ada protes dari warga setempat selama pekerjaan proyek berlangsung. Namun, apabila warga di sana menolak pemerintah terpaksa menunda pekerjaan proyek di Jalan R Soeprapto (Simpang Amalia), namun pekerjaan dialihkan ke Jalan MT Haryono (di depan Batalyon Arhanud 7/ABC). 

"Kalau ternyata warga tidak sepakat. Otomatis dari depan Amalia sampai simpang 4 akan ditunda. Terus dialihkan ke MT Haryono," sambungnya. 

Lebih lanjut, Anwar mengatakan, sebenarnya ada alternatif untuk mengurai masalah banjir selama pekerjaan drainase tetapi biayanya membengkak. 

Crossinng itu membangin box culvert dibawah jalan. Dampaknga aktivitas lalu lintas akan padat seperti di Jalan Cipto Mangunkusumo. 

"Kalau dibangun crossing. Butuh anggaran besar juga. Tapi kalau dikerjakan di Gamelan mungkin dampak banjir akan berkurang," sambungnya. 

Sebelumnya, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengaku akan menganggarkan pelebaran drainasi di Jalan Gamelan. Jalan tersebut akan ditinggikan setara dengan trotoar yang baru saja dibangun 2024 silam. 

Dengan catatan warga secara bertahap bisa mrlakukan peninggian jalan. Sebab mayoritas pemukiman di situ berada pada dataran rendah. 

"Kemarin sudah di cek. Itu rupanya saluran kecil. Jadi harus ditinggikan dsn diperbesar. Agar dampai limpasan air berkurang," ucap Neni Moerniaeni.