•   06 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Komisaris PT LBB Pusing 16 Keliling; Gaji Menunggak, Utang Menumpuk,  Ada Masalah Direktur Malah Keluar Daerah 

Bontang - M Rifki
31 Oktober 2024
 
Komisaris PT LBB Pusing 16 Keliling; Gaji Menunggak, Utang Menumpuk,  Ada Masalah Direktur Malah Keluar Daerah  Komisaris PT LBB Hariadi saat ditemui di ruangan kerjanya di Pelabuhan Loktuan/Dok

BONTANG — Bukan hanya wali kota pun Komisaris PT Laut Bontang Bersinar (LBB) geleng-geleng dengan kinerja Direktur PT LBB Lien Sikin. 

Komisaris PT LBB Hariadi mengaku kecewa dengan kinerja Direktur Lien Sikin. Kekecewaannya ini kompleks mulai dari utang yang menumpuk hingga kebiasaan direktur yang dinas luar daerah padahal masalah tengah memuncak di internal.

Kepada wartawan, Hariadi menuturkan, di awal bergabung dengan PT LBB besar harapan untuk membangun bisnis makin moncer. Namun seiring waktu bukannya profit bisnis makin kisut karena tata kelola perusahaan yang kacau. 

Mantan Kepala Bagian Hukum Pemkot Bontang ini menjelaskan, sengkarut masalah di internal PT LBB dimulai karena pinjaman kepada pihak lain. Dari catatan Klik Kaltim pinjaman sebesar Rp 4,6 miliar rencananya untuk membiayai operasi perusahaan di awal.

"Saya pusing bahkan 16 keliling ini. Masalah tidak berhenti berdatangan. Padahal semangat kami jadikan LBB ini besar," ucap Hariadi kepada Kllik Kaltim, Kamis (31/10/2024). 

Ada Masalah Malah di Luar Daerah

Komisaris Hariadi juga intens mengingatkan supaya manajemen berhemat, pengeluaran operasional yang tidak penting bisa ditekan. Alih-alih dipenuhi, justru direktur malah di luar daerah.

Padahal, di tengah kondisi seperti ini harusnya direktur hadir dan menyelesaikan masalah. Demi menenangkan pekerja, Hariadi mengaku tetap berkantor walaupun tak ada direktur.

"Tujuan saya mengantor untuk menjaga semangat pekerja. Karena direktur sedang tidak ada di lokasi. Saya sudah sarankan beliau selesaikan masalah dulu di internal," sambungnya. 

Diketahui, setiap bulan harusnya PT LBB bisa menyisihkan pendapatan Rp150 jua untuk menggaji karyawan. 

Nilai itu tidak banyak dari pendapatan pengelolaan pelabuhan bagian darat yang nilainya mencapai Rp 600-800 juta. 

Kondisi seperti ini sudah disampaikan ke pemilik saham. Yaitu induk perusahaan Perumda AUJ. Setiap ada pendapatan manajemen harus memperhatikan pendahuluan kegunaan. Seperti untuk membayar gaji, membayar jaminan pekerja, membayar pajak, dan membayar kewajiban angsuran ke investor. 

"Saya monitor terus jangan sampai ada kebocoran keuangan di luar kewajiban perusahaan mendahulukan gaji," sambungnya.






TINGGALKAN KOMENTAR