•   28 April 2024 -

Kisah Umat Buddha di Bontang, Khidmat Beribadah Walau Tanpa Wihara

Bontang - M Rifki
25 Mei 2021
Kisah Umat Buddha di Bontang, Khidmat Beribadah Walau Tanpa Wihara Penganut ajaran Buddha di Bontang bersembahyang di Cetiya dengan tempat sederhana.

KLIKKALTIM.COM -- Perayaan Hari Tri Suci Waisak bagi umat Buddha di Bontang masih sederhana. Berdoa dihadapan Budhha Gautama masih dilakukan di rumah saja. Di Bontang Wihara belum tersedia. Padahal penganut agama kelima di Indonesia ini sudah memenuhi syarat pendirian rumah ibadah.

Rendy Kuncoro masih berpakaian santai saat media mengunjungi rumahnya, di Jalan Piere Tendean, Kelurahan Bontang Kuala, Rabu (26/5/2021). 

Siang itu, dia terlihat sibuk membantu istrinya menyiapkan pesanan pizza pelanggan. Keduanya berbagi peran di dapur. 

Rendy mengurusi kayu bakar untuk tungku pizza-nya. Sedangkan istrinya mengolah adonan tepung di meja dapur. 

Hari itu bertepatan dengan perayaan Waisak. Tapi, tak ada persiapan istimewa bagi umat Budhha ini. Rendy dan istri masih tetap berjualan seperti hari-hari sebelumnya. 

Perayaan Waisak bagi penganut Buddha identik dengan meditasi. Beribadah menghayati tiga peristiwa penting yang terjadi di hari yang sama. "Hari ini sang Budhha lahir, dan mencapai penerangan yang sempurna. Hari ini pula dia mangkat (parinibbana)," kata Rendy. 

Biasanya meditasi dilakukan di rumah ibadah mereka, Wihara. Menyucikan diri dari sifat-sifat keduniawian. Dalam momen ini, diyakini saat yang tepat untuk merefleksikan perjalanan hidup. 

Wihara biasanya diisi dengan patung Buddha, dihiasi dengan bunga, dan dupa. Tiap unsur itu punya makna dalam kepercayaan mereka. 

Puncak perayaan Waisak hari ini tepat pada pukul 18.13 WIB. Di Bontang pelaksanaannya telat satu jam. Tahun ini Waisak bertema Membangkitkan Semangat Persatuan untuk Indonesia Maju. 

Tapi, tak ada Wihara di Bontang. Walaupun jumlah umat penganut Buddha Gautama ini sudah cukup untuk mendirikan rumah ibadah. 

Hasil pendataan 5 tahun lalu, total penganut Buddha sudah 90 orang. Populasinya diyakini lebih banyak lagi tahun ini.

Hanya saja, sejak Bontang berdiri mereka tak kunjung mendapat restu dirikan rumah ibadah. Alasan birokrasi menjadi biangnya. 

Hanya Beribadah di Dalam Rumah

Penganut Buddha di Bontang tetap khidmat melaksanakan peribadatan saat Waisak. Tanpa Wihara, ibadah mereka digelar seadanya. 

Dulu, masing-masing umat beribadah di rumah. Tapi tak sedikit yang memutuskan ke luar kota, demi beribadah di Wihara. "Hari ini banyak yang ke Sangatta, karena Wihara terdekat ada di sana," katanya pria yang hobi jujitsu ini. 

Belakangan, Rendy dan kolega mendirikan Cetiya- tempat beribadah berukuran sederhana. 

Cetiya milik Rendy ada di lantai 2 rumahnya. Ruangan tanpa sekat yang dindingnya dipajang lukisan perjalanan Buddha Gautama. 

Di tengah ruangan berukuran 3x5 meter itu ada meja altar dengan hiasan bunga disekelilingnya. 

Di atasnya berdiri 3 patung Buddha, paling besar bercat emas, serta ada gerabah untuk menancapkan dupa. 

Di bilik inilah, umat Buddha di Bontang biasa bermeditasi. Wihara kecil yang dipakai duduk bersila dihadapan sang Buddha, berdiam selama 45 menit saat puncak Waisak. 

Tapi selama pandemi COVID-19 ibadah ditiadakan. Gelaran ibadah rutin tahunan tak ada. Biasanya umat Buddha mengisi Waisak dengan berbagi ke panti asuhan pun Panti Jompo. 

Rangkaian kegiatannya juga diisi dengan Fang Shen atau melepas makhluk hidup ke habitatnya. 

Veto Kepala Daerah

Aturan pendirian Wihara tak mudah. Minimal di suatu daerah punya 100 orang penganut agama. Tak itu saja, lokasi pendirian rumah ibadah juga harus direstui oleh warga setempat. Minimal 60 orang yang bertetangga di sana. 

Usulan pendirian Wihara sebenarnya sudah sejak lama disuarakan. Tapi lagi-lagi terkendala izin. Syarat yang berlapis itu menyulitkan penganut Buddha mewujudkan asa-nya. 

Dulu ada rencana mendirikan Wihara di Jalan Pattimura, Kelurahan Api-Api. Tapi harus dibatalkan karena persoalan syarat itu. "Sudah lama diajukan sih, tapi belum terwujud," katanya. 

Syarat pendirian rumah ibadah sebenarnya bisa lebih mudah. Asalkan menerima restu kepala daerah. Veto Wali Kota bisa menggugurkan ketentuan lain yang panjang itu.




TINGGALKAN KOMENTAR