Keluhkan Pondasi Rumah Amblas; Warga Adu Mulut dengan Penanggung Jawab Galian C

BONTANG - Warga RT 01, Kelurahan Kanaan, Kecamatan Bontang Barat terlibat adu mulut dengan penanggung jawab tambang galian C ilegal, Jumat (10/10/2025).
Warga setempat, Rosita sempat beradu mulut dengan Penanggung Jawab Galian C, Ramli. Rosita mengaku akibat aktivitas tambang tersebut, rumahnya terturun di Gang Pemakaman kristen.
Cekcok ini bermula saat Rosita menjelaskan kondisi akibat tambang galian di sana, tiba-tiba seseorang mengaku bernama Ramli datang.
Rosita mengeluhkan dampak dari aktivitas truk yang lewat sudah membuat pondasi rumahnya amblas. Lalu ditambah debu ketika cuaca terik yang yang mengganggu.
"Ini pak harusnya kalau nambang jalurnya jangan lewat pemukiman warga, kami tidak melarang tapi lewat jalur lain saja pak," ungkapnya
Ramli ditempat yang sama, menjelaskan jalan tambang tersebut sudah ada sejak 2012 sebelum rumah ibu rosita terbangun.
Ia mangaku sering melakukan mediasi kepada warga bahkan warga meminta jembatan pun dipenuhi.
"Jalan ditimbun pun sudah dipenuhi, apalagi jembatan, saluran drainase dan perbaikan gorong-gorong," jelasnya
Baim warga yang juga tinggal di tempat tersebut menuturkan tanah wilayah tersebut merupakan milik keluarga yakni yakni Ayub.
Tanah tersebut digunakan aktivitas tambang sejak 2012. Namun terhenti di 2018.
Lalu kembali beraktivitas di tahun 2025 pada tanggal 18 Mei hingga saat ini beralih pengelolaanya ke Ical. Ia mengaku tanah tersebut akan dilakukan pemerataan untuk dijual perkapling.
Saat ditanya apakah material tanah tersebut diratakan di tanah yang sama, Ia bilang sebagian material juga turut di jual ke untuk aktivitas pembangunan di Kota Bontang
"Ada juga dibeli oleh orang luar, nantinya habis diratakan tanahnya mau di jual perkapling," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya Sejumlah warga RT 01 Kampung Ramah, Kelurahan Kanaan, mengeluhkan aktivitas tambang yang dinilai telah menimbulkan banyak kerugian. Mereka mendatangi Kantor Polsek Bontang Barat pada Jumat (10/10/2025) pagi untuk meminta mediasi atas persoalan tersebut.
Mansur, warga setempat, menyebut rumahnya yang berada di tepi Jalan Pemakaman Kristen dipenuhi debu akibat lalu lalang truk pengangkut material pasir sejak 2015.
“Sudah capek kami mengeluh, tapi tak pernah ditanggapi. Truk tetap lewat padahal ini kawasan permukiman,” ujarnya.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: