•   17 May 2024 -

Batik Alami dari Guntung Bersinar di Tengah Pandemi

Bontang - M Rifki
24 Oktober 2021
Batik Alami dari Guntung Bersinar di Tengah Pandemi Mariatun menunjukkan hasil karya batik alami Daon Jajar Ecoprint di Rumah Galerinya Jalan Tari Jepen, Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara/M.Rifki - Klik Kaltim.

KLIKKALTIM.COM - Usaha keras 4 tahun menggagas Kelompok Perempuan Matahari di Kelurahan Guntung mulai menuai hasil. Seperti namanya, kini 9 perempuan itu mulai bersinar di tengah pandemi. 

Mariatun, tampak luwes mempresentasikan hasil karya kelompoknya dihadapan rombongan saat disambangi ke rumah produksinya di Jalan Tari Jepen, RT 01, Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara, Bontang, Kamis (21/10/2021). 

Di bilik berukuran 10x7 meter, 8 orang rekannya Mariatun yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Matahari, duduk selonjoran mengelilingi kain batik karya mereka. 

Kain batik hasil kreasi 9 perempuan Guntung ini dipamerkan ke rombongan yang bertandang ke rumah produksi sekaligus galeri Daon Jajar Ecoprint. 

Batik Daon Jajar Ecoprint, milik 9 perempuan Matahari dibuat dengan bahan alami, mulai motif hingga pewarnaan berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Tanpa bahan kimia, produk Perempuan Matahari ini sudah merambah pasar nasional. Segmentasi pembeli hasil kerajinan mereka mulai bermunculan, para konsumen yang gandrung dengan produksi hand made tanpa bahan pewarna kimia. 

Profit dari bisnis yang dirintis sejak 2018 mulai terlihat, pelan-pelan seperti namanya, Kelompok Perempuan Matahari mulai bersinar di Guntung. 

Mariatun mengisahkan, mulanya hampir seluruh ibu rumah tangga hanya disibukkan dengan aktivitas rumah. Kebutuhan hari-hari bergantung sepenuhnya dari penghasilan suami. 

Wilayah Kelurahan Guntung, berbatasan langsung dengan kawasan industri milik Pupuk Kalimantan Timur. Sebagian warga di sini, berprofesi sebagai buruh pabrik. Tapi tak sedikit yang bercocok tanam di wilayah daerah tetangga. 

Berharap dari penghasilan suami, para Mariatun dan perempuan senasib dengannya tak bisa berbuat banyak. 

Medio 2018, PT Pertamina Gas (Pertagas) melalui program Corporate Social Responsibility mengajak Mariatun dan tetangganya ikut dalam program pelatihan membatik dengan bahan ramah lingkungan.  

Pelatih didatangkan dari Bekasi, Jawa Barat. Instruktur mendidik 9 warga RT 01, Guntung membatik dengan bahan alami. 

"Inovasi saat itu mendapat antusias yang sangat tinggi dari ibu-ibu disini. Karena daripada hanya diam setelah melakukan aktivitasnya sebagai Ibu rumah tangga," ungkap Mariatun. 

Program ini berjalan bertahap, butuh 4 tahun untuk membentuk Kelompok Perempuan Matahari seperti sekarang. 

Di tahun pertama, para peserta dibekali pengetahuan terkait pengolahan kain untuk pewarna dari batang pohon.

Untuk menghasilkan warba dasar, biasanya batang pohon itu akan direbus dan dilarutkan.

Setelah itu kain putih direndam selama 24 jam untuk mendapatkan warna dari bahan yang ramah lingkungan. 

Usai mendapatkan warna yang baik kemudian di tempelkan daun-daunan sebagai motif yang akan menjadi corak di kain yang telah diwarnai itu. 

Prosesnya pun tidak sulit, cukup dengan menaruh daun di atas kain bewarna dan di tutup kembali menggunakan kain putih yang telah dibasahi. 

Selanjutnya, mulai dilakukan proses penggulingan dari satu sisi ke sisi lainya secara berulang menggunakan pipa kecil. Setelah itu, kedua kain itu dibungkus menggunakan plastik wrap dan digulung menggunakan kayu dan dibiarkan selama dua jam. 

Metode itu lah yang digunakan selama pelatihan dan dilakoni hingga saat ini. 

"Panjang prosesnya, untuk menghasilkan satu produk bisa memakan waktu selama seminggu. Jadi setiap produksi bisa mengolah 3 jenis motif batik daun yang berbeda," terangnya. 

Proses, pelatihan selanjutnya ialah memahami bahan-bahan pokok membuat batik kain dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Misalnya, mewarnai kain memakai batang kayu teger untuk mendapatkan warna kuning keemasan. 

Kemudian memilih jenis daun yang akan menjadi motif. Menggunakan daun jarak, daun lanang dan daun kesumba serta jenis daun yang mudah didapat. 

"Pengetahuan ini lah sebagai modal utama kelompok Perempuan Matahari menjalankan pemberdayaan dari CSR Pertagas sebagai mitra bisnis," kata Ibu yang memiliki dua anak itu. 

Setelah proses pewarnaan selesai, barulah dimulai proses pelatihan menjahit, agar kain tersebut memiliki nilai tinggi di pasaran

Saat ini, kelompok 9 Perempuan Matahari sudah bisa menghasilkan beragam produk, mula baju, dompet, mukenah, jaket, tas, blazer, jilbab, lukisan hingga masker kain. 

"Semua kan butuh keahlian jadinya setiap anggota memiliki tupoksi masing-masing dari proses pewarnaan kain, mencetak motif hingga menjahit kain menjadi barang bagus. Semua tentunya difasilitasi oleh CSR," tuturnya. 

Moncer di Tengah Pandemi

Dua tahun babak belur dihajar pandemi Covid-19, sejumlah pelaku usaha tersungkur. Berbeda dengan Kelompok Perempuan Matahari, justru memanen hasil di musim 'paceklik'. 

Di tengah pagebluk, Daon Jajar Ecoprint meluaskan produknya, dengan menciptakan masker kain. Ide cemerlang itu terbukti berhasil mengeruk keuntungan di masa pandemi. 

Daon Jajar Ecoprint, memanfaatkan pasar daring atau marketplace untuk memasarkan produk mereka. Di samping itu, membangun jejaring kemitraan dengan pemerintah dan perusahaan.

Tahun perdana pandemi, Kelompok Perempuan Matahari mendapat pesanan produk senilai Rp 40 juta. Di hari konservasi alam nasional kala itu, Mariatun kebanjiran orderan 19.500 produk berupa masker, tas belacu atau totebag, serta dompet. 

"Alhamdulillah, hasil kerajinan tangan yang membutuhkan proses panjang belajar dari nol hingga bisa mendapat orderan banyak di ajang Nasional yang diadakan oleh TNK," kisahnya. 

Selepas itu, orderan dari nasional mulai dari Pulau Jawa, Sulawesi hingga ke Bangka Belitung mulai berdatangan. Bahkan, hasil kerajinan mereka telah diperkenalkan ke kancah internasional. 

Dari hasil kerja keras dan ketekunan mereka, kini Kelompok Perempuan Matahari mulai menambah penghasilan rutin ke-9 orang pelaku kerajinan. 

"Makanya dalam setiap bulannya bisa mendapatkan hasil Rp 13-17 Juta. Hasil penjualan itu 50 persen akan dikumpulkan menjadi uang kas sebagai pemutar modal dan 50 persen lainya dibagi rata kepada 9 orang yang aktif mengerjakan proses pembuatan," kata Mariatun. 

Inovasi Fesyen Kelas Dunia 

Community Development Officer CSR PT Pertamina Gas, Yanna mengatakan, pemilihan inovasi memberdayakan masyarakat yang tinggal di area perusahan berdasarkan hasil pemetaan sosial. 

Konsep yang diusung ialah membatik dengan menggunakan bahan alami dari kekayaan hayati yang ada di Indonesia. 

Perkembangan zaman tentunya menjadi tantangan untuk menciptakan inovasi seperti halnya di dunia modis. 

Tren fesyen saat ini mulai melirik penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Artinya, masyarakat Guntung khususnya di RT 01 ini telah memulai menciptakan tren baru di dunia fesyen. 

"Tidak banyak yang menekuni bidang pembuatan kain menjadi batik Ecoprint ini semua bahan digunakan ramah terhadap lingkungan," kata Ana saat melakukan pendampingan, Kamis (21/10/2021). 

Pada 2018 lalu CSR PT Pertagas menggelontorkan anggaran senilai Rp 150 Juta untuk membekali mitra binaan wilayah penyanggah perusahaan untuk mandiri dari ekonomi kreatif. 

Anggaran itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan ibu-ibu rumah tangga yang ingin bermitra membangun sebuah industri modis ramah lingkungan. 

Dari mulai pelatihan oleh orang-orang yang profesional, membangun tempat pembuatan yang menggunakan gedung Mushala dan mempersiapkan infrastruktur seperti mesin jahit, bahan baku dan yang lainya. 

"Semua modal awal dari Perusahaan dan selanjutnya akan diputar dan bisa menghasilkan bagi masyarakat," ucapnya. 

Harapannya, dengan adanya industri pengelolaan tekstil Ecoprint bisa menurunkan tingkat kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan kimia dari pewarna kain atau yang lainya. 

Serta menyadarkan masyarakat untuk menggunakan produk yang tidak meninggalkan limbah yang bisa mencemari lingkungan. 

"Giat solidaritas dan semangat warga untuk berkeinginan menjaga lingkungan dan menciptakan produk tekstil yang ramah terhadap lingkungan. Itu lah modal yang dimiliki masyarakat yang harus di-support," bebernya. 

Progres perkembangan mitra CSR kepada Kelompok Perempuan Matahari sejak 2018 sangat menunjukkan hasil yang sangat baik. 

Tahun pertama, belajar dan pelatihan membuat batik Ecoprint. Tahun kedua melakukan pengenalan dan praktik. Tahun ketiga ialah perluasan produk. Tahun keempat mendapat profit hasil dari kerajinan tangan ibu-ibu dan berharap di tahun yang kelima ini bisa mandiri. 

"Itu yang kita harapkan dari empat tahun kebelakang. Di awal ibu-ibu belum memiliki pengetahuan tentang ecoprint hingga saat ini yang sudah menjadi mitra bisnis dari PT Pertagas. Semoga bisa menghasilkan karya yang membanggakan dan tentunya ramah terhadap lingkungan," terangnya. 

Jadi Nilai Tambah Kampung Adat 

Lurah Guntung, Ida Idris menyambut baik pemberdayaan yang dilakukan oleh CSR PT Pertagas di wilayahnya. 

Target pemberdayaan itu dimaksimalkan dalam program yang mampu meningkatkan kreatifitas ibu-ibu khususnya di RT 01.

Inovasi dengan pendekatan pengelolaan batik dengan metode Ecoprint tentunya sangat diapresiasi. Karena, mampu menekan kerusakan lingkungan yang dihasilkan dari bahan pewarna kimia.

"Kita sambut baik program CSR PT Pertagas, apalagi yang memberdayakan masyarakat dengan pendekatan ekonomi kreatif ramah lingkungan," kata Ida. 

Hal itu berbanding lurus dengan program pengembangan Kampung Adat Guntung. Dengan adanya bisnis batik dengan mote motif daun yang berasal dari tanaman yang ada di Guntung. 

Selain itu, hasil produksi kain batik tersebut dapat menarik minat pengunjung untuk mendatangi Guntung dan melihat potensi pariwisata melalui pendekatan budaya. 

"Bisa narik wisatawan, meski produksi ditengah pandemi Covid-19 namun tidak membuat semangat luntur ibu-ibu untuk tetap berkreasi," terangnya. 

Diharapkan perhatian perusahaan bisa lebih tinggi pada kepedulian mereka terhadap masyarakat di Kelurahan Guntung. Munculnya program CSR dari PT Pertagas ialah semangat baru dalam meningkatkan potensi yang visioner. 

"Semoga bisa berkembang dan meningkatkan ekonomi kerakyatan," pungkasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR