•   19 September 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Badak LNG Bikinkan Warga Tihi-Tihi Bagan Canggih dan Ramah Lingkungan, Pendapatan Meningkat 100 Persen

Bontang - M Rifki
12 September 2024
 
Badak LNG Bikinkan Warga Tihi-Tihi Bagan Canggih dan Ramah Lingkungan, Pendapatan Meningkat 100 Persen Harapan warga Kampung Tihi-Tihi, Kelurahan Bontang Lestari, Bontang Selatan untuk memiliki bagan sebagai alat tangkap ikan akhirnya terwujud. Mimpi itu direalisasikan Badak LNG lewat program Corporate Social Responsibility (CSR).

BONTANG – Harapan warga Kampung Tihi-Tihi, Kelurahan Bontang Lestari, Bontang Selatan untuk memiliki bagan sebagai alat tangkap ikan akhirnya terwujud. Mimpi itu direalisasikan Badak LNG lewat program Corporate Social Responsibility (CSR).

Senior Manager Corporate Communication & General Support PT Badak NGL, Yuli Gunawan menjelaskan bahwa bagan apung yang dibangun berbeda dari bagan pada umumnya. Sebab perusahaan menerapkan sejumlah inovasi teknologi modern serta menggunakan material ramah lingkungan.

Misalnya penggunaan atraktor ikan dalam bentuk alami dan buatan. Atraktor alami di antaranya menggunakan limbah ranting, dahan sampai batang pohon. Sementara atraktor non alami menggunakan pencahayaan lampu.

Kendatipun masih menggunakan mesin genset sebagai daya utama, tapi bagan juga didukung dari daya yang bersumber dari energi baru terbarukan berupa panel surya. 

Selain itu, bagan ini juga menggunakan pelampung ramah lingkungan yang terbuat dari pipa FRP. Pipa yang dibuat dari limbah daur ulang perusahaan ini memiliki durabilitas yang sangat tinggi.

“Ketimbang menggunakan pelampung dari drum biru, itu bisa penyok. Pipa FRP jauh lebih kuat. Sehingga tidak dapat terdegradasi dengan cepat di wilayah perairan laut, dan tidak berpotensi menimbulkan cemaran microplastic,” kata Yuli kepada awak media yang diajak untuk berkunjung ke bagan apung, Kamis (12/9/2024) pagi.  

Lebih spesial lagi, bagan ini menggunakan sensor yang mampu mendeteksi kebocoran pelampung. Informasi atau data dari sensor bisa diakses kelompok nelayan lewat ponsel.

Selain itu bagan dengan luas 13x12 meter itu juga dilengkapi apartemen yang dibangun sebagai hunian buatan bagi ikan. Apartemen dibuat menggunakan bahan dasar concrete yang dicampurkan dengan limbah non B3 perusahaan, yakni kasium silikat.

“Hunian artifisial bagi ikan ini diharapkan meningkatkan populasi ikan di sekitar bagan sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. Sekaligus sebagai upaya perbaikan ekosistem laut,” tuturnya.

Dia menambahkan bahwa Pembangunan bagan apung ini menjadi bagian dari program Menuju Nelayan Ramah Lingkungan, Mandiri dan Sejahtera (Menara Marina), sebuah program yang digagas Badak LNG dalam skema pemberdayaan masyarakat di Kampung Terapung Tihi-Tihi. Menara marina merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi sosial untuk mengangkat derajat nelayan dan pembudidaya rumput laut di sekitar wilayah operasional perusahaan. Selain bagan apung, Badak LNG juga sebelumnya sudah menjalankan inovasi dengan membuat Kapsul Pelampung Rumput Laut Ramah Lingkungan (Kapsurula).

“Inovasi yang dicetuskan merupakan pemutakhiran bentuk pemanfaatan limbah non-B3 yang berasal dari perusahaan. Bahan yang berasal dari limbah inilah yang dimanfaatkan untuk membuat pelampung rumput laut dan bagan,” paparnya.

Yuli melanjutkan, program ini dijalankan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus membangun wilayah ekosistem laut yang lestari. Perusahaan berharap dapat membangun kawasan perairan yang bebas dari sampah, menciptakan permukiman ramah terhadap ekosistem laut dengan melakukan konsumsi bijaksana dan bekelanjutan.

Menara Marina diharapkan menjadi program bekelanjutan, menjelma hasil perkembangan dari segala upaya yang dilakukan oleh Badak LNG untuk mencapai kelestarian ekosistem wilayah perairan yang dapat menunjang perputaran ekonomi secara berkelanjutan.

“Istilah yang kami gunakan untuk menciptakan ekosistem tersebut kami beri nama Jaka Samudra (Jaringan Kawasan Sistem Pelampung Akuakultur Modern Ramah Lingkungan). Semangat daur ulang dan pemanfaatan kembali menjadi dasar pelestarian ekosistem laut, setidaknya perusahaan terus mencoba untuk membangun wilayah ekosistem laut yang lestari dan terbebas dari sampah,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama Manager CSR and Relations Badak LNG Putra Peni Luhur Wibowo menambahkan, bagan ini dikelola oleh kelompok nelayan. Pada tahun pertama, perusahaan berfokus untuk mendampingi kelompok nelayan agar pengelolaan dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

“Setelah mandiri, baru bisa dilepas dan berkembang secara mandiri. Kami yakin program ini bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.

Penghasilan Warga Meningkat 100 Persen

Ketua RT 17 Kelurahan Bontang Lestari Muslimin, mengaku warga Tihi-Tihi sangat terbantu program bagan dari Badak LNG. Pasalnya pendapatan warga meningkat hingga 100 persen.

“Alhamdulillah setelah 5 bulan berjalan, manfaat dari bagan ini sudah terlihat. Pendapatan kami meningkat, bukan hanya dari budidaya rumput laut dan memancing saja, juga ada pemasukan dari bagan ini,” kata Muslimin.

Dia menjelaskan bahwa bagan tersebut dikelola oleh kelompok nelayan. Setiap 3 hari sekali, dua nelayan secara bergantian mendapat keuntungan dari perolehan ikan. Hasilnya pun tidak sedikit. Minimal 5 box bisa terisi penuh setiap kali panen.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Badak LNG. Bantuan bagan ini sangat bermanfaat bagi warga di Tihi-Tihi,” tuturnya. (*)






TINGGALKAN KOMENTAR