•   28 April 2024 -

Ancaman Krisis Air Bontang & Harapan dari Kolam Tambang

Bontang - M Rifki
17 Mei 2021
Ancaman Krisis Air Bontang & Harapan dari Kolam Tambang Ilustrasi lubang eks tambang/int

KLIKKALTIM.COM - Bontang terancam krisis air. Saat ini saja Perumda Tirta Taman sudah defisit air baku. Jumlahnya juga tak sedikit, 200 liter per detik. 

Jika dianalogikan dalam 25 liter per detik saja bisa memenuhi 1.000 rumah. Artinya, dengan minus 200 liter/detik akan mengurangi kemampuan PDAM mengalirkan air ke 8 ribu rumah. 

Jumlah yang tak sedikit memang. Tapi ketergantungan daerah industri dengan air bawah tanah sudah terlalu lama. Bahkan sejak Bontang masih berstatus kecamatan Kutai Kartanegara. 

Dari total 23 sumur dalam yang dimiliki Perumda Tirta Taman hanya tersisa 12 saja yang beroperasi normal. Selebihnya sudah turun kapasitas. Penyebabnya kompleks, mulai faktor alam hingga usia yang terlalu tua. 

"Pengaruhnya karena korosif karena kandungan zat besi nya tinggi," kata Direktur Perumda Tirta Taman, Suramin di kantornya, Selasa (18/5/2021). 

Klik Juga : Pemkot Minta Proyek Pipanisasi Air dari Kolam Tambang Dibiayai Perusahaan

Ancaman krisis air di Bontang juga berdasarkan penelitian Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri - Institut Teknologi Bandung (LAPI- ITB) tahun 2006. 

Saat penelitian ini ditulis, diprediksi Bontang akan krisis 20 tahun ke depan. Berarti, 2026 nanti air bersih langka. Tentu bisa lebih cepat jika melihat kondisi saat ini. 

Sebenarnya ada pemanfaatan alternatif air baku. Ada 3 opsi, pertama dari Bendungan di Marangkayu yang saat ini mulai pengerjaan. 

Tapi prosesnya masih butuh waktu panjang. Karena tahapan penggenangan butuh waktu sekitar 4 tahun. 

Opsi kedua dari Bendali di Suka Rahmat, Kutai Timur. Proyek inisiatif Pemprov Kaltim ini sudah digaungkan sejak 2015 lalu. Namun sampai sekarang belum ada kejelasan. 

Terakhir dan yang paling memungkinkan berasal dari air kolam tambang milik PT Indominco Mandiri. Kapasitas airnya melimpah 21 juta kubik. Kajiannya sudah ada, begitupun telah mendapat restu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

"Demi kepentingan rakyat KLHK beri izin aja kok," ujar Anggota DPRD Bontang, Faizal kepada wartawan usai mengunjungi KLHK di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Uji Kelayakan Air Baku 

Kandungan zat kimia di dalam lubang air bekas tambang diyakini layak. Perumda Tirta Taman pun telah menguji air dari sana. Hasilnya lebih baik ketimbang sejumlah sumur yang dipakai saat ini. 

Ada 50an parameter yang diuji. Mulai dari tingkat keasaman hingga kandungan besi (fe). Bahkan, telah diuji hingga ke laboratorium di Bogor sana. 

"Hasilnya layak untuk jadi air baku," ujar Direktur Perumda Tirta Taman, Suramin. 

Void yang akan dipakai ada 2. Rata-rata kedalaman lubang sekitar 35 meter. Dari kedua lubang itu kapasitas produksi sekitar 200 liter per detik. Bisa menambal kekurangan air baku di Bontang saat ini. 

Dari catatan penulis, hasil uji kelayakan pernah dirilis oleh Indominco. Perusahaan bekerja sama dengan Sucofindo dalam melakukan uji. 

Hasilnya, kandungan zat kimia di dalam void L11N1 lebih baik. Bahkan lebih baik ketimbang baku mutu yang ditetapkan. 

Tingkat keasaman 8,64 pH lebih tinggi ketimbang nilai ambang batas dari standar baku mutu Air Limbah Tambang (Perda Nomor 11/2011), mencapai 6 – 9. 

Makin tinggi pH makin baik, tidak asam. Begitupun dengan tingkat kekeruhan. Hanya 23 miligram per liternya, padahal ambang batas mencatat minimal 250 mg/liter. Lebih rendah berkali-kali lipat. 

Kandungan logam besi (fe) pun rendah. Baku mutu air mensyaratkan minimal kandungan besi di dalam air sebesar 7 mg/liter. Namun unsur besi di air lubang void L11N1 ini hanya 0,06 mg/liter. 

Sedangkan, kandungan logam mangan (Mn) hanya 0,04 mg/liter jauh lebih rendah ketimbang baku mutu 4 mg/liternya. Indominco pun membeber hasil uji laboratorim oleh pihak ketiga. 

Pada 2019 lalu, Sucofindo diminta menilai kualitas air. Berdasar Permenkes Nomor 492/2010 Tentang Baku Mutu Air Minum. 




TINGGALKAN KOMENTAR