•   29 March 2024 -

Salah Persepsi Covid-19 yang Memicu Warga Bontang Makin Masa Bodoh

Society -
05 September 2020
Salah Persepsi Covid-19 yang Memicu Warga Bontang Makin Masa Bodoh Ilustrasi/int

KLIKKALTIM.COM -- Pandemi Covid-19 punya titik jenuh. Puncaknya sudah terasa. Jumlah warga yang bosan makin melimpah.

Adaptasi baru sesuai kampanye pemerintah masih banyak penolakan. Padahal, tren kasus  tak menunjukkan gejala mereda.

Warga mengeluh. Banyak dari mereka menolak protokol kesehatan. Tak sedikit juga menilai Covid hanya kabar palsu.

"Bontang loh sekecil ini masa kasusnya di atas 300 orang," ujar Afif pemuda yang kerap kongkow di kedai.

Perkembangan kasus Covid-19 di Bontang memang menghentak. Per Sabtu (5/9/2020) kemarin jumlahnya sudah mencapai 310 kasus.

Pemerintah tak henti-henti kampanye protokol kesehatan. Ada yang tertib, tapi tak sedikit yang acuh.

Ana misalnya mengaku jenuh terus terusan bertahan di rumah. Sesekali nongkrong keluar bersama keluarga jadi pilihan mengusir jenuh.

Ia paham bahaya Covid-19, apalagi bagi anak dan mertuanya di rumah. Namun, rasa jenuh lebih hebat ketimbang ketakutannya.

“Kita jenuh juga ya kalau hanya berdiam diri dirumah apalagi sampai berbulan-bulan begini, kami juga butuh hiburan," ujar Ana saat ditemui nyore di belakang panggung Bontang Kuala.

Pengabaian protokol kesehatan berawal dari informasi yang keliru. Alih-alih tertib, di lapangan sikap masa bodoh makin tampak terlihat.

Ashar misalnya beranggapan rasa bosan bisa memicu stres. Alhasil pengabaian protokol hal lumrah bagi warga.

"Kan ada namanya OTG (Orang Tanpa Gejala) jadi bagaimanapun kita melakukan protokol kesehatan pasti kita juga berpotensi tertular virus ini kemanapun kita pergi. Jadi, kita cuman bisa pasrah saja," Ujar Takbir.

Psikolog Universitas Hasanuddin, Sumarni mengatakan gejala sikap acuh masyarakat terhadap pandemi bersumber dari bias informasi.

Penerimaan informasi dari berbagai sumber tanpa koreksi menimbulkan kesalahan persepsi.

Hasilnya, masyarakat beranggapan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi sesuai keyakinannya sendiri.

"Terjadi karena bias kognitif atau kesalahan persepsi yang berdampak pada self efficacy Dimana masyarakat melakukan tindakan yang mereka fikir benar atas info yang mereka peroleh tanpa mereka saring terlebih dahulu," bebernya.




TINGGALKAN KOMENTAR