•   20 April 2024 -

PKS Andalkan Ketokohan dan Solid, Gerindra Memposisikan Diri Sebagai Oposisi

Politik - Yoyok S
13 Agustus 2019
PKS Andalkan Ketokohan dan Solid, Gerindra Memposisikan Diri Sebagai Oposisi Akademisi Fisip, Unmul, Sri Murlianti

KLIKKALTIM -- Kenaikan perolehan kursi DPRD Kota Samarinda, Partai Gerindra dan PKS menjadi perbincangan masyarakat. Pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 17 April 2019 lalu, KPU Kota Samarinda telah menetapkan perolehan kursi Partai Gerinda berjumlah delapan perwakilan. Berbeda pada Pileg pada tahun 2014, partai berlambang kepala burung elang itu memperoleh lima kursi.

Sementara itu, mengutip sumber KPU Kota Samarinda pasca sidang pleno penetapan perolehan kursi sepekan lalu. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Samarinda memperoleh lima kursi dibanding perolehan kursi pada Pileg 2014 yang hanya mendapat tiga kursi.

Dikonfirmasi media ini, Akademisi Fakultas Isipol, Universitas Mulawarman (Unmul) Sri Murlianti menjelaskan pengamatannya. PKS menurutnya, hadir dengan politik citra agamis yang cukup konsisten. Mengusung politik keumatan sebagai pembela agama itu, kata Sri sapaannya,  sanggup mencuri perhatian masyarakat Samarinda. Khusus PKS kerja tim belakang layar PKS sangat solid. Yang dimaksud belakang layar adalah konsolidasi di dalam partai serta ikatan mereka yang sangat solid. Kendati terjadi konflik internal di Samarinda setelah hadirnya faksi internal, Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) dan dideklarasikan sebagai ormas, gagasan manifestonya diikuti minoritas kader muda PKS.  Namun inilah kelebihan PKS, karena pilihan ideologi Islami diluar Muhamadiyah dan NU, maka mereka memiliki ikatan solidaritas primordial atas nama agama yang sangat kuat.

Pilihan warna partai islami ini juga menurut Sri, membuat PKS mudah memobilisasi komunitas-komunitas agamis, jamaah masjid dan juga majelis-majelis taklim, untuk terus membangun citra bahwa satu-satunya partai yang islami adalah PKS. Itu sangat kentara di khotbah-khutbah Sholat Jum'at dan ceramah-ceramah di majelis-majelis taklim terutama yang pengurus jamaahnya dari PKS. Seperti diketahui, kemunculan PKS pada masa Reformasi itu sudah mulai bergerak di bawah tanah melalui ikatan remaja masjid di perkampungan dan lembaga pendidikan di Perguruan Tinggi.

 "PKS ini partai kader. Kadernya cukup militan tak hanya di sampai di unit terkecil yakni, keluarga masing-masing kader PKS," ujar Dosen Fisip, Unmul itu.

 Lebih lanjut kata Sri, dirinya melihat kalangan kelas menengah ke atas, cenderung mempertimbangkan kualitas individual para calon legislatif (Caleg) ketimbang mempersoalkan partai-partai yang menaunginya. Sebagai contoh Sri memaparkan figur Harun al Rasyid. Pengaruh ketokohan ini sangat ampuh lantaran masyarakat mengagumi kualitas figur dari sisi religiusitasnya. Banyak pemilih non -simpatisan PKS memilihnya di Kaltim. Sementara untuk DPRD Kota Samarinda Non simpatisan PKS memilih tokoh lain yang dianggap memiliki kualifikasi individual dan ketokohan yang dianggap lebih mumpuni.

"Kecenderungan seperti ini saya kira makin merebak pada pemilu 2019 ini, cuma untuk memaparkan realitas lebih luas  tentu pertu kajian empirik yang mendalam," tambahnya.

 

Sementara partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menurutnya Gerindra memiliki gerakan yang cukup heran. Namun yang pasti, Gerindra memiliki figur politisi yang tidak dimiliki Parpol lainnya terlebih koalisi partai pendukung Pemerintah Jokowi - Jusuf Kalla. Citra Prabowo yang banyak meninggalkan jejak negatif lantaran melalui vonis Mahkamah Militer Luar biasa (Mahmilub) TNI, Prabowo terlibat dalam kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis Demokrasi 1998.

Kendati demikian, figur Prabowo masih mendapat kepercayaan masyarakat, bahkan sama sekali tidak menurunkan dukungan terhadap partai ini yang terbilang baru berkibar dan lahir pasca konflik internal Golkar. Tak hanya DPRD kota Samarinda, Perolehan Kursi DPRD Provinsi Kaltim cukup stabil. Tampaknya positioning sebagai oposisi Jokowi atau kelompok anti Jokowi dengan senjata counter discourse 'anti komunis’ lalu nostalgia kejayaan orba dengan balutan label islami sukses merebut simpati rakyat.

 "Mengusung ideologi-ideologi partai tertentu terlebih Islami itu sangat penting dan menentukan jumlah dukungan. dengan terus menerus membuat kajian yang lebih mendalam. Ini mengingat mayoritas masyarakat beragama Islam kendati tak menutup ruang bagi agama non Islam untuk bergabung," imbuhnya lagi.

 Ternyata Gerindra di Kaltim terlebih Kota Samarinda menurutnya sangat berhasil, walaupun Prabowo dan Anis - Sandi tetap kalah dengan Jokowi - Ma'ruf Amin pada Pilpres 17 April 2019 lalu. Persentase perolehan 44 persen itu angka yang besar untuk Prabowo, walaupun turun dari pilpres lalu 2014 lalu. Untuk tokoh yang memiliki banyak jejak citra negatif dari kasus kerusuhan Mei  ‘98 hingga jejak-jejak praktik monopoli korporasi yang tidak bisa dibilang sedikit.

 "Kemenangan wacana tim Prabowo sanggup membungkus dan membangun citra tegas, patriotis dan islami sekaligus seakan-akan berada pada posisi dan watak yang sama sekali berbeda dengan Jokowi berhasil meraup suara," terangnya.

 

Peroleh Kursi Periode 2019-2024 Kota Samarinda sumber KPU Smd ;

 PDIP 8 Kursi, Gerindra 8, Golkar 5, PKS 5, Demokrat 5, Nasdem 4, PAN 4, PKB 3, PPP 2 Kursi, Hanura 1. Total 45 Kursi

 

Perolehan Kursi tahun 2014-2019 ; sumber Wikipedia.

Partai Golkar 9, PDIP 8, Partai Demokrat 6, Gerindra 5, NasDem 4, PKS 3, PAN 3, PPP 4,Partai Hanura 3. Total 45 kursi

 

 




TINGGALKAN KOMENTAR