•   28 March 2024 -

Ini Dugaan Penyebab Meninggalnya PDP di Kukar, Martina Yulianti Sebut Hasil Rapid Test Negatif

Kutai Kartanegara - Redaksi
14 April 2020
Ini Dugaan Penyebab Meninggalnya PDP di Kukar, Martina Yulianti Sebut Hasil Rapid Test Negatif Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 yang juga Kepala Dinas Kesehatan dr Martina Yulianti

KLIKKALTIM.com -- Warga berstatus Pasien Dalam Pengawasan ( PDP ) domisili Loa Kulu Kutai Kartanegara atau Kukar meninggal Selasa (14/4/2020) kemarin. Penyebab kematiannya pun masih belum dipastikan apakah terjangkit Covid-19 atau tidak.

Sebab dari hasil rapid test yang dilakukan pihak RSUD AM Parikesit menunjukkan negatif. Namun menurut juru bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kukar Dr. Martina Yulianti, Sp. PD, FINASIM, MARS melalui aplikasi Zoom Selasa malam mengatakan pasien mengalami penurunan imunitas saat dirawat pada tanggal 8 april silam.

Dengan turunnya imunitas kemungkinan beberapa bakteri atau jenis virus selain Corona bisa saja masuk ke dalam tubuh pasien tersebut. Penyebab ini disebut oleh Martina Yulianti yaitu Koinfeksi.

Koinfeksi menurutnya adalah kondisi dimana imunitas seseorang sangat rendah. Sehingga bakteri ataupun virus lain bisa masuk ke dalam tubuh pasien tersebut. Dengan kondisi itu bisa saja penyakit lain bisa terinfeksi dengan Corona

"Penurunan imunitas secara hebat bisa terinfeksi dengan virus lain selain Corona dan berpotensi terinfeksi bersama Corona," ucapnya. Terakhir ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik terhadap kasus ini. Sebab petugas medis melakukan pemakaman dengan cara yang profesional dan sesuai protokol penanganan Covid-19.

Berita sebelumnya Awak media berkesempatan melakukan video conference dengan aplikasi Zoom dengan juru bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kutai Kartanegara Dr. Martina Yulianti, Sp. PD, FINASIM, MARS Selasa (14/4/2020) pukul 22.45 wita. Ia membenarkan jika pasien perempuan berstatus PDP itu meninggal pada selasa sore.

Setelah yakin meninggal pada pukul 17.00 wita, pasien berdomisili di kecamatan Loa Kulu itupun langsung dimakamkan dengan metode penguburan jenazah positif Covid-19. Pihaknya mengatakan hal tersebut sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadinya penyebaran virus meskipun dalam hasil tes swab belum keluar hasilnya positif atau tidak.

Ia mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak panik jika adanya pemakaman dengan cara penanganan Covid-19. Ia juga melarang agar masyarakat tidak boleh menolak jika dimakamkan.

Sebab, petugas telah mengikuti protokol yang telah diberikan. "Seorang yang dimakamkan dengan cara Covid-19 itu belum tentu positif. Itu antisipasi agar tidak salah langkah. Kita khawatirkan saat dikubur dengan pemakaman biasa ternyata positif," ucap Martina Yulianti.

Berita sebelumnya telah beredar kabar adanya pasien dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal ketika dirawat di RSUD AM Parikesit, Selasa (15/4/2020). Hal tersebut langsung dibenarkan oleh Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid - 19 Kutai Kartanegara (Kukar) Dr. Martina Yulianti, Sp. PD, FINASIM, MARS Selasa pukul 22.45 wita.

Ketika diwawancarai oleh awak media melalui aplikasi Zoom, Martina Yulianti mengatakan pasien ini memiliki gejala batuk dan demam. Hal tersebut semakin diperkuat ketika pasien perempuan berusia 45 tahun tersebut sebelumnya datang tiba dari wilayah Jawa Timur.

Langsung saja pasien berdomisili di kecamatan Loa Kulu tersebut diperiksa langsung di karantina di rumah sakit pada tanggal 8 april 2020. Namun takdir berkata lain, perempuan tersebut menghembuskan napas terakhir pada Selasa Sore.

Meskipun hasil tes swab belum terkonfirmasi apakah pasien ini positif atau tidak, pihaknya menguburkan jenazah dengan protokol penguburan pasien positif. "Minimal jarak 500 meter dari perumahan penduduk dan minimal 50 meter dari sumber air minum penduduk," kata Martina Yulianti.

Alasan penguburan jenazah dengan protokol penguburan jenazah positif Corona dikarenakan untuk tindakan preventif. "Yang pertama pasien kondisi masih sadar dengan keluhan batuk, demam dan riwayat perjalanan dari jawa Timur. Dalam beberapa hari perawatan pasien mengalami keburukan. Sehingga kami lakukan tes rapid hasilnya negatif," katanya.

Karena kondisi pasien semakin memburuk maka perawat melakukan tes swab ke pasien tersebut. "Minggu kita lakukan tes swab sambil menunggu hasil tes. Sore tadi meninggal," kata Maria Yulianti. Setelah dikomunikasikan dengan RT pasien tersebut tinggal, akhirnya pasien tersebut diperbolehkan dimakamkan di lokasi pemakaman yang tak jauh dari tempat tinggal pasien tersebut.

"Kita minta izin dimakamkan dengan tata cara Covid-19. Antisipasi saat keluar swabnya hasilnya positif. RT dan warga mengizinkan," ucapnya.

 

Sumber : tribunkaltim.co




TINGGALKAN KOMENTAR