•   23 April 2024 -

Ini Penyumbang Tingkat Kemiskinan Terbesar di Kaltim, Salah Satunya Rokok

Kaltim - Redaksi
17 Januari 2022
Ini Penyumbang Tingkat Kemiskinan Terbesar di Kaltim, Salah Satunya Rokok Ilustrasi.

KLIKALTIM - Penyumbang tingkat kemiskinan terbesar di Bumi Mulawarman pada September 2021 berasal dari kelompok makanan. Baik itu berupa beras, rokok, daging ayam, telur, mi instan, ikan, dan lainnya. Hal itu berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim.

Ahli Madya Statistik BPS Kaltim Edi Waryono mengatakan, untuk kelompok nonmakanan, memberikan andil sebesar 28,68 persen terhadap tingkat kemiskinan di Kaltim. Rincian per komoditas penyumbang kimiskinan itu antara lain di perkotaan untuk beras berkontribusi 14,88 persen, rokok kretek filter 12,74 persen, daging ayam ras 4,19 persen, telur ayam 4,09 persen, mi instan 3,01 persen, ikan tongkol 2,44 persen, dan gula pasir 2,20 persen.

Baca Juga: UMK Bontang 2022 Tetap Rp 3,1 Juta

"Kemudian kemiskinan nonmakanan antara lain perumahan berkontribusi 11,38 persen, listrik 3,74 persen, bensin 3,10 persen, pendidikan 2,84 persen, air 1,30 persen, perlengkapan mandi 1,40 persen, dan perawatan kulit, muka, kuku, serta rambut berkontribusi 1,12 persen," jelasnya melansir dari ANTARA, Selasa (18/1/2022).

Untuk daerah perdesaan, lanjutnya, penyumbang kemiskinan dari kelompok makanan antara lain beras berkontribusi 16,56 persen, rokok kretek filter 13,34 persen, daging ayam ras 4,89 persen, telur ayam 3,67 persen, mi instan 3,23 persen, dan ikan tongkol 2,67 persen.

Baca Juga: Ada 15 Juta Pengangguran Selama 2 Tahun Pandemi Covid-19

Sedangkan penyumbang kemiskinan nonmakanan di perdesaan antara lain perumahan 11,97 persen, listrik 2,15 persen, bensin 3,33 persen, pendidikan 0,83 persen, perlengkapan mandi 1,38 persen, sabun cuci 0,81 persen, dan pajak kendaraan bermotor 0,59 persen.

Ia melanjutkan, Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebanya 233.130 orang, menurun 8.640 orang terhadap Maret 2021 dan menurun 10.860 orang terhadap September 2020.

Baca Juga: 7.910 Warga Bontang Hidup di Garis Kemiskinan

"Persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2021 sebesar 4,74 persen, turun dari 5,01 persen pada Maret 2021. Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada September 2021 sebesar 9,63 persen, turun dari 9,87 persen pada Maret 2021," katanya.

Jika dibanding Maret 2021, katanya, maka jumlah penduduk miskin di September 2021 untuk perkotaan turun sebanyak 6.000 orang, dari 127.280 orang pada Maret 2021 menjadi 121.280 orang pada September 2021.

"Sementara pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di perdesaan turun sebanyak 2.630 orang, yakni dari 114.480 orang pada Maret 2021 menjadi 111.850 orang pada September 2021," tandasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR