•   24 April 2024 -

Sisihkan Uang, Penjual Es Keliling Samarinda Rutin Iuran JKN KIS

Ekonomi -
03 Oktober 2019
Sisihkan Uang, Penjual Es Keliling Samarinda Rutin Iuran JKN KIS Pedagang Es Dawet Samarinda, Muchmad Mundir
KLIKKALTIM --Teriknya matahari di musim kemarau siang itu membuat rombong jualan es dawet milik Muchmad Mundir (52) ramai diserbu pelanggannya. Ada pembeli yang minum di tempat ada juga yang membeli beberapa bungkus untuk dibawa pulang.
 
Setiap hari dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 17.00 sore. Mundir sapaanya mangkal di bilangan Jalan Abdul Wahab Syahrani, tepatnya di depan Masjid Muhammad Cheng Ho Samarinda. Profesi ini telah ia jalani semenjak tiga tahun yang lalu setelah ia tak lagi bekerja sebagai driver alat berat di sebuah perusahaan semen.
 
“Sudah beberapa profesi saya jalani selama merantau ke Samarinda sejak tahun 1998 dan yang terakhir ini jualan es dawet, semoga berkah untuk keluarga,“ ungkap pria asal Nganjuk Jawa Timur itu.
 
Ia menceritakan selama bekerja di perusahaan. Dia dan keluarga mendapat fasilitas jaminan kesehatan, namun setelah tidak bekerja lagi, ia dan keluarga tidak memiliki jaminan kesehatan, sehingga ia dan keluarga mendaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU).
 
Saat ditanya apa alasannya menjadi peserta JKN dengan ringan ia menjawab, “Sedikit banyak mengurangi beban, pasalnya kalau kita sakit apalagi yang berat tidak punya uang pun dengan kartu JKN bisa berobat, itu yang saya mau, jika tidak punya jaminankan berat,” terang Mundir.
 
Mundir sama sekali tak merasa rugi dengan membayar secara rutin meskipun ia tidak pernah menggunakan untuk berobat.
 
“Tidak pernah saya berpikir rugi membayar iuran walaupun nggak pernah pakai, siapa yang mau sakit, saya kan bayarnya ikhlas, meskipun seumur hidup harus bayar iuran saya tidak pernah merasa rugi, karena ini salah satu cara saya berbuat baik dan Tuhan pasti tahu niat saya,” ujar pria dua anak ini.
 
Menjadi peserta JKN-KIS memang memerlukan kesadaran akan pentingnya gotong royong dan saling membantu sesama peserta.
 
“Kalau nggak dengan sama-sama gotong royong tidak mungkin saya menabung untuk persiapan sakit apalagi orang seperti saya ini, sekali sakit aja langsung habis tabungannya, ya mau tidak mau harus menyisihkan penghasilan untuk membayar iuran biar kartunya tetap aktif,” tuturnya.
 
Ditengah ramainya pemberitaan tentang rencana pemerintah melakukan penyesuaian iuran peserta JKN-KIS, Mundir tidak merasa kawatir karena pemerintah pasti telah memperhitunggkan secara matang.
 
“Pastilah pemerintah sudah memperhitungkan dan selagi saya mampu untuk membayar maka saya akan terus membayar iuran, nah kalau sudah tidak mampu membayar ya mau bagaimana lagi, berarti saya perlu bantuan dari pemerintah,” ucapnya sambil tertawa lebar mengakhiri percakapan. (*)  
 

 




TINGGALKAN KOMENTAR