•   17 May 2024 -

Usai Mengadu ke Dewan, Wawali Najirah Minta Dinas Evaluasi Tata Kelola Pasar Taman Citra Mas Loktuan

Bontang - M Rifki
02 Mei 2024
Usai Mengadu ke Dewan, Wawali Najirah Minta Dinas Evaluasi Tata Kelola Pasar Taman Citra Mas Loktuan Wakil Wali Kota Bontang Najirah saat dikonfirmasi Klik Kaltim, Selasa (2/5/2024) usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional

KLIKKALTIM.COM- Pemkot Bontang berjanji akan mengevaluasi tata kelola Pasar Citra Mas Loktuan yang dikeluhkan sepi pembeli oleh pedagang. 

Wakil Wali Kota Bontang Najirah mengatakan, akan meminta Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop-UMPP) untuk mencari solusi agar keluhan pedagang bisa diatasi.  

Kata dia, evaluasi diperlukan untuk menentukan langkah kebijakan yang baik bagi para pedagang. Karena bagaimanapun pasar itu tempat perniagaan dan putaran ekonominya harus tetap terjada. 

"Kita akan cari solusinya sama-sama. Nanti dari OPD teknis akan melakukan evaluasi," ucap Najirah. 

Sejauh ini Pemkot Bontang juga tengah berbenah menyelesaikan semua pekerjaan yang masih harus disempurnakan. Sejumlah fasilitas di Pasar Taman Citra Loktuan juga perlahan dilakukan penyempurnaan. 

"Pasti ditindaklanjuti. Apalagi keluhan ini dari masyarakat," sambungnya. 

Baca Juga : Pedagang Pasar Citra Mas Mengadu ke Andi Faiz, Banyak Terlilit Utang karena Penjualan Sepi

Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 30 pedagang pasar yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Pasar Taman Citra Loktuan (AP2TCL) mengadu ke Ketua DPRD Bontang terkait omzet jualan mereka yang merosot sejak pindah ke gedung baru. 

Mereka meminta supaya difasilitasi untuk kembali berjualan di lokasi lama, persis di depan Kantor Kelurahan Loktuan. Sejak pindah Agustus 2022 lalu omzet jualan pedagan merosot drastis. Alih-alih meningkat justru banyak pedagang terlilit utang karena penjualan menurun. 

Ketua Forum AP2TCL Abdul Aziz mengatakan, banyak dari pedagang terlilit utang karena jualan sepi. Padahal mereka meminjam modal usaha untuk berjualan. Semisal penjual kue, sebelum pindah bisa mengantongi omzet Rp 500 ribu per hari sedangkan saat ini hanya Rp 100 ribu. 

"Kita sudah sabar 2 tahun pindah ke lokasi yang baru. Tapi ternyata tidak bisa mendongkrak perekonomian pedagang. Kami minta pindah daripada bangkrut," kata Abdul Azis.




TINGGALKAN KOMENTAR