•   06 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Mumet ! Komisaris PT LBB Heran Pendapatan Rp 800 Juta Per Bulan, Bayar Gaji Karyawan Rp 150 Juta Kok Nunggak

Bontang - M Rifki
01 November 2024
 
Mumet ! Komisaris PT LBB Heran Pendapatan Rp 800 Juta Per Bulan, Bayar Gaji Karyawan Rp 150 Juta Kok Nunggak Kantor PT Laut Bontang Bersinar di Pelabuhan Loktuan/Dok

BONTANG- Komisaris PT Laut Bontang Bersinar (LBB) Hariadi kebingungan perusahaan menunggak gaji karyawan selama 3 bulan lamanya.

Padahal pendapatan per bulan mengelola pelabuhan Loktuan PT LBB minimal mendapat Rp600-800 Juta setiap bulannya. 

Hariadi mengatakan untuk menggaji 32 karyawan setiap bulan PT LBB hanya mengalokasikan anggaran Rp150 jutaan saja. 

Kondisi itu lah yang membuat dirinya turun langsung melakukan pengawasan. Karena setiap saran dan masukan yang diberikan oleh Direktur PT LBB Lien Sikin tidak sepenuhnya dijalankan. 

"Saya tuh heran. Ini kami kelola pelabuhan tiap bulan ada profit. Tapi untuk menggahi karyawan aja kualahan. Pasti adabyang salah dengan sistem manajemen perusahaan. Makanya saya turun langsung," ucap Hariadi kepada Klik Kaltim. 

Lebih lanjut Hariadi mengaku sudah berkoordinasi dengan pemegang saham yaitu Perumda AUJ dan PT Bontang Transport. 

Bahkan dirinya melarang manajemen untuk melakukan pengeluaran terhadap hal-hal yang dianggap tidak penting. Seperti perjalanan dinas manajemen termasuk direktur yang ditiadakan sementara waktu. 

"Karena kewenangan terbatas. Makanya saya koordinasi dengan pemilik saham. Sudah dapat persetujuan makanya saya langsung lakukan perbaikan," sambungnya. 

Gaji Dibayar Sebulan

Hariadi mulai memutar otak meminta bagian keuangan untik bisa menggaji karyawan paling lambat pekan ini. Meski dengan cara mencicil dibayar 1 bulan terlebih dahulu. 

Dirinya mengaku pekerjanini merupakan aset perusahaan yang harus dijaga. Fokus uang bisa keluar hanya untuk 3 hal. Diantaranya menggaji karyawan serta iuran kesehatannya, membayar pajak, dan membayar utang ke rekanan. 

"Kondisi ini karena memang PT LBB punya hutang di awal. Sementara setiap bulan harus mengangsur. Jadi kebijakannya adalah membatasi pengeluaran yang tidak penting," pungkasnya. 

Klik Kaltim  berupaya mengkonfirmasi Direktur PT LBB Lien Sikin. Namun hingga berita ini diterbitkan belum mendapatkan respon apapun.






TINGGALKAN KOMENTAR