•   28 April 2024 -

Mengenal Prosesi Besawai, Cara Tetua Adat Kutai Guntung Berkomunikasi dengan Roh Leluhur

Bontang - M Rifki
09 Oktober 2021
Mengenal Prosesi Besawai, Cara Tetua Adat Kutai Guntung Berkomunikasi dengan Roh Leluhur Prosesi besawai atau berkomunikasi dengan roh leluhu yang dilakoni tetua adat Kutai di Guntung. Agenda ini juga dihadiri Wali Kota dan Wawali Bontang/M Rifki - Klik Kaltim.

KLIKKALTIM.COM - Kampung Adat Kutai Kelurahan Guntung menggelar prosesi adat Besawai dan Bepelas, selama 4 hari mulai hari ini, (10/10) hingga (14/10) nanti. 

Prosesi adat tersebut ialah rangkaian Erau Pelas Benua yang secara sederhana dilakukan masyarakat Adat Kutai di Kelurahan Guntung. 

Sudah 2 tahun terakhir, kegiatan kebudayaan khas Guntung ini absen lantaran pandemi. Tahun ini gelaran digelar sederhana. 

Klik Juga :Agenda Pesta Laut & Erau Pelas Benua Bakal Dibiayai Penuh dari Pemerintah

Di momentum kali ini, hanya ada dua kegiatan yang diselenggarakan, yaitu Besawai dan Bepelas saja karena alasan pandemi. 

Ketua Dewan Adat Kutai Bontang, Abdul Hamid menjelaskan, Besawai memiliki arti, tidak kedengaran atau ghaib. Prosesi komunikasi bersama roh leluhur yang dilakukan oleh tetua adat Kutai. 

Dengan kata lain, komunikasi antara leluhur dengan tetua adat dalam lingkaran terbatas. Tidak boleh semua orang tau bagaimana proses komunikasi tetua adat dengan para leluhurnya. 

Kendati demikian, Hamid, mengaku kegiatan itu semata-mata melestarikan adat. Selain itu, juga mengenalkan budaya Kutai ke warga. 

"Tidak memiliki nuansa syirik atau menduakan agama. Hanya prosesi adat dalam mengingat budaya para leluhur saja," kata Hamid kepada awak media usai pembukaan acara adat, Minggu (10/10/2021). 

Klik Juga : Hadiri Besawai dan Bapelas, Basri: Adat Budaya Harus Dilestarikan

Hamid melanjutkan, kegiatan Bepelas bertujuan untuk bersih-bersih kampung dari roh jahat. Di dalam agenda ini, ditandai dengan kegiatan tari-tarian dan berkeliling kampung.

Dalam agenda ini juga, ada juga ritual kurban hewan yang darahnya akan di percikan ke bumi. Kata Hamid, adat ini bermakna wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan dan rezeki melalui bumi. 

Lagi-lagi, Hamid menegaskan, seluruh prosesi ini merupakan agenda adat semata. Diharapkan melalui ritual seperti ini, bis melanggengkan budaya Kutai di Bontang. 

Sebelum pandemi, rangkaian Adat Erau Pelas Benua harusnya ditutup dengan prosesi Belimbur yang artinya kembali ke fitrah atau bersenang-senang. 

Kegiatan yang biasanya ditandai dengan bersiram-siram air itu ditiadakan. 

"Namun, prosesi itu tidak dilakukan pada tahun ini. Karena akan mengundang banyak orang dan bisa menimbulkan kerumunan," pungkasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR