•   25 April 2024 -

Lawan Stunting Pakai 'Ghosting', Puskesmas Bontang Utara 1 Butuh Tambahan Dana

Bontang - M Rifki
02 Februari 2023
Lawan Stunting Pakai 'Ghosting', Puskesmas Bontang Utara 1 Butuh Tambahan Dana Ilustrasi anak stunting/Klik Kaltim

KLIKKALTIM.COM- Anggaran perbaikan gizi bagi anak stunting atau tengkes di Bontang Utara minim.

Puskesmas Bontang Utara 1 mengaku butuh suntikan dana lebih untuk membiayai program penanggulangan stunting.

Berdasarkan informasi yang diterima, Puskesmas Bontang Utara 1 mengelola anggaran senilai Rp 500 juta. Itupun akumulasi  dibagi rata dengan program pencegahan stunting. 

Padahal, di Puskesmas BU 1 memiliki inovasi program yaitu Ghosting (Gerakan Home Care Stunting). Hanya saja, support anggaran tidak cukup dari pemerintah saja.

Klik JugaPadahal Habiskan Rp 62 Miliar, Angka Stunting di Bontang Malah Meningkat

Kepala Puskesmas Bontang Utara 1 dr I Wayan Santika mengatakan, dukungan perusahaan sebagai donatur juga diperlukan.

Dari data per Desember 2022 lalu, Puskesmas Bontang Utara 1 mencatat ada 294 kasus stunting yang harus ditangani.

Mereka tersebar di 4 kelurahan. Diantaranya Kelurahan Api-api, Gunung Elai, Bontang Baru, dan Bontang Kuala.

Mereka semua bayi yang berumur termasuk ialah 0-59 bulan. Indikatornya berdasarkan pengukuran tinggi badan, dan mereka berada di bawah -2 standar deviasi kurva stunting.

Dalam program Ghosting, nantinya tim secara bergantian akan langsung melakukan penanganan ke setiap rumah. Treatment yang dilakukan seperti pendataan, validasi, pengukuran, dan pemberian makanan bergizi.

"Ini program sudah berjalan. Hanya saja masih sampai tahap validasi. Kalau penanganan intensif baru akan kita mulai. Stakeholder diminta terlibat. Perusahaan lah yang penting karena sampai saat ini belum ada bantuan," ucap dr Wayan saat ditemui, Kamis (2/2/2023).

Dari data itu, sasaran pengukuran kepada 4.555 bayi. Angka stunting merangkak naik bahkan dikarenakan masifnya pemeriksaan.

Namun, belakangan setelah di validasi ulang tim Puskesmas BU 1 ternyata mendapat angka baru. Awalnya, data yang terhimpun angka penderita stunting jauh lebih tinggi 30 persen.

Pencegahan dini harus dilakukan saat usia remaja. Dari persiapan sebelum menikah, kondisi rahim sang ibu hamil, dan tes rutin.

"Ini perlunya sinergitas. Sampai saat ini bahkan support dari perusahaan belum pernah didapat. Semoga kedepannya bisa ikut berpartisipasi," pungkasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR