Laris Manis Penjual Pinggir Jalan; Meringis Pedagang di dalam Pasar Rawa Indah, Omzet Jauh Beda
Pedagang sayur di lantai 2 Pasar Rawa Indah Marsunah di depan lapaknya. (Dok Klik Kaltim)
BONTANG- Protes pedagang Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) atas kehadiran lapak pinggir jalan cukup beralasan. Omzet pedagang di dalam pasar yang rutin membayar retribusi ini jauh berbeda ketimbang mereka yang berjualan di sisi trotoar.
Hasil penelusuran klik kaltim, di lapak sayur dan ayam terjadi perbedaan omzet antara penjual di pasar dan di pinggir jalan yang cukup mencolok.
Pedagang sayur di Jalan KS Tubun, Lina mengaku penjualan sayur khususnya bawang menjelang akhir tahun meningkat. Namun, tak dibarengi dengan ketersediaan stok barang di pasaran.
Sehingga, harga merangkak naik sebab ketersediaan stok tipis. Imbasnya, kenaikan harga juga berangsur-angsur meningkat. "Walau naik orang tetap beli aja," ungkap Lina kepada wartawan, Senin (29/12/2025).
Di lapak penjual ayam potong, Sumiati mengaku momen Natal dan Tahun Baru alami peningkatan penjualan. Rata-rata sehari ia bisa menjual ayam 150 ekor dengan rentang harga Rp 55 ribu hingga 65 ribu per ekornya.
Walaupun trennya tak seramai 5 tahun lalu, namun Sumiati mengaku bersyukur dengan omzet penjualan hariannya di lapak ketimbang
Saat ini menjelang tahun baru 150 ekor ayam setiap hari bisa didapat. Meski omzet ini jauh menurun dari 4 tahun lalu. Sumiati dulunya pernah berjualan di dalam pasar, namun 3 bulan setelah diresmikan dirinya memutuskan menggelar lapak di pinggir jalan karena sepi penjualan.
"Kalau dibanding sebelum Covid pasti jauh keuntungannua. Dulu bisa seribu ekor loh saya jual. Sekarang yah 150 ekor sudah syukur," ucapnya.
Beda Jauh Pedagang Resmi
Keriuhan pedagang di pinggir jalan, jauh berbeda dengan pedagang pasar di dalam gedung Tamrin. Marsunah, pedagang sayur mengaku sehari harus susah payah menghabiskan jualannya. Sayur yang tak laku akan layu dan tak bisa dijual.
"Kalau tidak laku sayur yang mudah layu akhirnya kami jual. Kalau kami didalam pasar ini mau hari apapun yah dibandingkan dengan lapak lama jelas turun," ucap Marsunah.
Hal serupa juga dirasakan Nasir pedagang ayam. Kata dia, pembeli yang berbelanja di pasar mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 09.00 saja. Dalam tempo 3 jam itu, mereka harus harap-harap cemas dagangannya habis terbeli.
"Kalau di dalam pasar sampai jam 9 saja, setelah itu malas orang belanja di pasar. Lebih pilih di luar," ungkapnya.
Berbeda dengan pedagang di laur, Nasir hari-hari hanya bisa menjual 50 potong ayam atau hanya 30 persen ketimbang pedagang yang berjualan di luar. Tak pelak pedagang resmi di dalam pasar menuntut agar pemerintah menertibkan mereka yang berjualan di pinggir jalan.
"Solusi kami dapat omzet tinggi yah bersihkan semua pedagang pinggir jalan. Kami yang tertib ikuti instruktusi justru jadi kian redup usahanya," ucap Nasir.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: