Kontingen Tamu Kecewa Kejurprov Bontang Tak Sesuai Standar
KLIKKALTIM.COM - Pelaksanaan Kejuaraan Provinsi Bulutangkis se-Kaltim di Kota Bontang mendapat catatan merah dari peserta hingga Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) Kaltim.
Tuan rumah, Kota Bontang, dinilai belum siap menyelenggarakan hajatan tahunan ini. Sejumlah peserta mengeluhkan fasilitas hingga jadwal pertandingan.
Ketua PBSI Kaltim Mudiyat Noor membenarkan, pelaksanaan Kejurprov di Bontang memang tidak maksimal. Perhelatan kejuaraan digelar seadanya saja.
Mudiyat berdalih persiapan kurang matang karena perhelatan digelar dalam tempo singkat. Kepengurusan Mudiyat dan kawan-kawan di PBSI Kaltim baru berjalan September kemarin. Dengan alasan itulah, Mudiyat beralasan pelaksanaan Kejurprov kurang maksimal.
Pertandingan ini banyak mendapat catatan dari PBSI Kaltim, Mudiyat menilai, lapangan bertanding tak sesuai standar.
Saat pembukaan Kejurprov lalu, lapangan becek akibat atap gelanggang bocor. Dirinya mengaku sudah intens berkomunikasi dengan Wali Kota, agar memfasilitasi lapangan. Namun, lantaran lokasi yang diinginkan dipakai untuk keperluan penanganan Covid-19.
Klik Juga : Tak Punya Uang Beli Kostum Bontang di Kejurprov
"Ada insiden waktu pembukaan ternyata atap lapangan bocor. Ini menjadi catatan yang cukup buruk lah dan pertandingan harus dilanjutkan dengan persiapan seadanya," kata Mudiyat kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).
Bukan itu saja, shuttlecock atau kok tak sesuai standar pertandingan. PBSI Kaltim sudah berupaya mencari jenis kok yang layak, namun stok di pasaran sedang kosong. "Kita akan mengevaluasi semua inshaallah tahun depan tidak lagi terjadi kegiatan yang serba kekurangan ini," pungkasnya.
Keluhan juga disampaikan kontingen yang ikut bertanding di Bontang. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PBSI Samarinda, Risa Fahrizal menyebut pelaksanaan Kejurprov di Bontang tidak layak.
Dua atletnya cidera akibat lapangan yang tak sesuai standar pertandingan. Kata Risa, pertandingan tingkat Kaltim idealnya digelar di atas lapangan matras, bukan seperti sekarang beralas kayu vinyl.
"Ada dua, satu perempuan dan satu di kelas anak-anak. Saat di semifinal terjatuh dan kakinya terluka, walhasil saat final kalah dan tidak mendapatkan emas," kata Risa.
Selain itu, jadwal pertandingan untuk kategori anak-anak digelar hingga tengah malam.
"Rasanya tidak elok-lah kegiatan sekelas Kejurprov tetapi dengan keterbatasan teknis seperti itu," keluhnya.
Ke depan, ia berharap, PBSI Kaltim punya standar dalam penyelenggaraan kejuaraan.
"Kita akan tawarkan itu agar selanjutnya tidak lagi terjadi kekurangan seperti saat ini," tuturnya.
Klik Juga : Minim Pembinaan, Banyak Atlet Bulu Tangkis Putri Bontang Memilih Hengkang
Senasib dengan Risa, kontingen Kabupaten Kutai Kartanegara juga mengeluh pelaksanaan Kejurprov ini.
Ketua PBSI Kukar, Rizali juga mengaku dua orang atletnya cidera akibat lapangan yang buruk. Ia menyesalkan, kondisi ini menyebabkan atlet unggulannya gagal meraih medali emas.
"Ini merupakan event kejuaraan yang paling blunder. Seakan dipaksakan tanpa persiapan yang matang," ucapnya.
Dibantu Rp 350 Juta
Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Bontang Muhtar, mengatakan, tak bisa berkomentar panjang ihwal pelaksanaan Kejurprov.
Ia mengaku, belum lama mengisi posisi sebagai Kabid Olahraga di Disporapar. Muhtar mengatakan, tak mengetahui persis proses persiapan hingga pelaksanaan kejuaraan.
"Saya baru sertijab kemarin jadinya belum memantau progres persiapan," ucapnya.
Ia menjelaskan, peran Disporapar di kegiatan ini sebagai fasilitator. Sedangkan, pelaksanaan diurusi oleh panitia kegiatan, PBSI Bontang.
"Kami Disporapar hanya sebagai fasilitator penyelenggara teknisnya berada di panitia," tuturnya.
Pemkot Bontang mengalokasikan anggaran senilai Rp 350 juta untuk melaksanakan Kejurprov Kalimantan Timur.
Minta Maaf
Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Bontang, Ridwan memohon maaf atas penyelenggaraan Kejurprov.
"Saya mohon maaf karena penyelenggaran Kejurprov ini masih belum maksimal dan masih banyak kekurangan," ucap Ridwan.
Ridwan mengatakan, Kota Bontang sebenarnya siap untuk menjadi tuan rumah Kejurprov tahun ini. Hanya saja pelaksanaan digelar dengan anggaran terbatas.
Di ajang ini, ada 712 peserta dari 9 Kabupaten dan Kota yang bertanding pada Kejurprov di Bontang. Panitia sudah berusaha maksimal, tapi memang banyak kekurangan dalam pelaksanaannya.
"Saya sebagai ketua PBSI Bontang siap menerima segala kritik dan saran bagi kontingen Kabupaten dan Kota yang ada di Kaltim," sambungnya.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: