Harga Beras Selisih hingga Rp 13 Ribu di Pasaran, Pasar Murah di Lapangan Rudal Diserbu Warga
BONTANG- Animo masyarakat Bontang cukup tinggi dalam meramaikan Gelar Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan Pemerintah Kota di Lapangan Bola Rudal Batalyon Arhanud -7 Jalan MT Haryono, Kelurahan Gunung Elai, Bontang Utara, pada Sabtu (14/9/2024).
Sejak pukul 08.00 Wita antrean sudah diatas angka 100 pembeli. Alasan banyaknya warga yang datang karena beras dijual dengan harga murah. Untuk beras jenis SPHP dijual Rp62 ribu per 5 kilogram. Sementara harga beras premium dibanderol Rp72 ribu per 5 kilogram.
Salah seorang warga Bontang Baru RT 16 Susi Juliani mengatakan, dirinya datang karena harga yang dijual cukup banyak selisihnya ketimbang membeli di supermarket. Di GPM dia bisa menghemat paling tidak Rp13 ribu untuk setiap pembelian beras 5 kilogram. Karena kalau di supermarket atau pasar harga per kilogram bisa tembus Rp17 ribu.
"Lumayan selisihnya. Bisa Rp13 ribu kalau di pasaran. Sekalian juga jalan-jalan. Saya mau beli 3 karung karena biasa perbulan bisa 15 kilo untuk konsumsi keluarga," ucap Susi Juliani kepada Klik Kaltim.
Selain beras Susi juga membeli minyak goreng , gula dan tepung. Meski begitu harganya tidak jauh berbeda dengan passaran, minyak dan gula dibanderol dengan harga Rp17 ribu. Sementara tepung Rp10 ribu.
Susi mengaku harga bahan pokok setiap bulan mengalami kenaikan yang cukup drastis. Makanya dia berharap Pemkot Bontang selalu menggelar pangan murah agar masyarakat bisa sedikit menghemat pengeluaran.
"Kami sih berharap yah ini ada terus pangan murah. Meski selisih tidak banyak tapi pasti hemat juga," sambungnya.
Dikonfirmasi terpisah Kabid Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Debora Kristiani mengatakan, animo masyarakat cukup tinggi.
Meski begitu sampai saat ini baru terjual belum sampai setengah pasokan. Total pasokan beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog) mendapat jata 8 ton beras SPHP. Kemudian 2 ton lainnya didapat untuk beras premium, minyak goreng, tepung dan gula.
Harga yang dijual pun cukup selisih dari pasaran. Karena pasokan ini didatangkan langsung dari bulog, dan tidak melewati rantai distribusi konvensional yang bisa membuat kenaikan cikup drastis.
"Sampai siang ini masih banyak pasokan. Jadi kita lihat sampai sore. Semoga bisa habis terjual," ucap Debora.
Diketahui, GPM ini biasanya terjadwal setiap daerah paling tidak melaksanakan selama 4 kali dalam setahun. Biasanya pelaksanaan itu mendekati Bulan Puasa, Idul Fitri, Idul Adha, dan Tahun baru atau natal. Untik GPM kali ini memang dikhususkan dalam rangka Hari Tani Nasional.
Perbedaannya GPM saat ini tanpa ada subsidi. Biasanya setiap gelaran selalu ada subsidi yang didapat dari sumbangan perusahaan.
"Kalau subsidi mungkin harganya bisa lebih ditekan dan murah. Tapi bisa kita selenggarakan lebih 4 kali sesuai kesepakatan dengan Bulog," sambungnya.
Untuk menekan kenaikan harga pangan yang drastis. Salah satu upaya Pemkot Bontang yaitu dengan membangun gudang makanan. Informasi terakhir Bulog mulai menyetujui usulan lahan pembangunan gudang cadangan pangan di Kelurahan Bontang Lestari.
Debora menganggap kenaikan harga pangan disebabkan panjangnya rantai distribusi daerah penghasil. Seperti Sulawesi, Jawa dan daerah lainnya. Semisal harga beras premium. Mulai awal Januari sampai September ini kenaikan cukup drastis. Mencapai Rp10 ribu.
"Kalau gudang bulog ada. Dipastikan stabilitas harga pangan bisa ditekan. Karena memangkas rantai distribusi yang cukup mahal," tuturnya. (*)
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: