HalaqahNurcholisMadjid Bontang Nilai Rencana Tito Merupakan Hal yang Mendesak
KLIKKALTIM.com -- Ketua Studi Pemikiran HalaqahNurcholisMadjid Bontang, Hasriani turut merespon pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Rencana pembangunan perpustakaan ditingkat kabupaten/kota dan desa dianggap sebagai terobosan penting dalam meningkatkan minat baca masyarakat khusunya millenial.
Dalam kesempatan ini, Hasriani menyoroti data peneliti Unesco pada 2016 dimana Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara berdasarkan peringkat status literasi masyarakatnya. "Artinya, minat pengetahuan literasi masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan," ujarnya saat ditemui KlikBontang dikediamannya Senin (2/3/2020).
Hasriani menambahkan, apa yang direncanakan oleh Tito dalam Rakornas, marupakan hal yang mendesak melihat Indonesia dalam urutan peringkat literasi ke 60 dari 61 negara. Rencana Mendagri perlu direspon dengan cepat untuk meningkatkan posisi Indonesia dalam literasi.
Menanggapi Rakornas di Jakarta beberapa hari lalu dimana pemerintah daerah yang hadir tidak kurang dari lima persen, menurut Hasriani bukan masalah, yang penting adalah kondisi perpustakaannya sendiri harus dibenahi.
"Saat ini pemerintah kurang memperhatikan kondisi perpustakaan. kalau dari perpustakaan saja tidak diperhatikan, bagaimana meningkatkan daya intelektual masyarakat," ucapnya.
Bagi Hani, sapaan akrabnya, membaca merupakan pintu untuk mengenal dunia dan menambah wawasan global, sehingga memperkuat daya analisis. Selain itu, Hani menilai di Bontang sendiri masih minim minat baca. Pasalnya masyarakat masih berhadapan dengan kota industrialisasi 4.0, dimana lebih fokus kepada dunia kerja.
Pekerjaan itu penting, kata Hani, akan tetapi membangun daya nalar dalam pengembangan intelektual manusia juga dibutuhkan, karena itu buku merupakan aktivitas menumbuhkan kreativitas dalam berpikir.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: