•   30 April 2024 -

Hasil Sidak, Harga Beras di Atas HET

Balikpapan - Wawan/Klikbalikpapan
25 Januari 2018
Hasil Sidak, Harga Beras di Atas HET Sidak disejumlah distributor beras. (KLIKBALIKPAPAN)

KLIKKALTIM.COM - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Balikpapan bersama Bulog Divre Kaltimra, Dinas Perdagangan Kota, Dinas Pangan, Bank Indonesia cabang Balikpapan, dan Polres Balikpalan melakukan sidak ke distributor beras di UD Gunung Sari dan UD Surya Wijaya yang terletak di kawasan Jl Mayjen Sutoyo Gunung Malang dan selanjutnya ke pasar Klandasan.

Dalam sidak itu ditemukan adanya distributor yang menjual harga beras premium diatas harga eceran tertinggi – HET. 

“Kita akan tindak lanjutin temuan ini dan pemkot akan memberikan surat teguran,”Kepala KPD KPPU Balikpapan – Dewi Sita Yuliani, Selasa 23/1.

Ia mengatakan kini KPPU Balikpapan akan fokus untuk melakukan pendataan jumlah konsumsi dan pasokan beras di Balikpapan sehingga akan menjadi acuan kedepannya.  Kendati demikian dari hasil sidak dipastikan stok beras di Kaltim aman untuk 1 bulan kedepan. Apalagi belum lama ini ketua KPPU pusat –Muhammad Syarkawi Rauf dan menteri pertanian – Andi Amran Sulaiman melakukan pemantauan di Jawa Timur dan Jawa Tengah akan adanya panen padi dan dengan adanya panen dipastikan stok beras aman.

“Ini bertujuan untuk menstabilkan harga beras,”ujarnya

Hal yang sama disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan– Muhammad Soufan bahwa sidak ini menemukan distributor yang menjual beras di atas HET Adapun alasan distributor menjual harga beras diatas HET dikarenakan ada biaya tambahan seperti biaya packing mencapai Rp2 ribu biaya menjahit dan biaya listrik Rp600.

“Harga beras medium HET Rp9.850 ribu dan beras premium HET Rp13.300, tapi itu tadi mereka menjual diatas harga HET karena adanya biaya tambahan,”ujarnya

Produksi beras dari petani Balikpapan hanya bisa memenuhi 360 ton beras dari 36 hektar lahan atau mencapai 0,2 persen kontribusi beras dari petani Balikpapan. 

“Sedangkan kini kota Balikpapan banyak mengambil beras dari pulau Jawa dan Sulawesi. Petani di Balikpapan juga berkurang. Yang tidak aktif lagi karena semakin tua, serta tidak ada subsidi benih,”ujarnya




TINGGALKAN KOMENTAR