•   30 April 2024 -

Kasus Baru Covid RI Naik Nyaris 100%, Prokes Diperketat Lagi?

Nasional - Redaksi
13 Juni 2022
Kasus Baru Covid RI Naik Nyaris 100%, Prokes Diperketat Lagi? Ilustrasi

KLIKKALTIM - Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia kembali mengalami kenaikan. Bahkan, jika dilihat rata-rata selama 7 hari, jumlah kasus melejit mendekati 100%.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 574 kasus. Jumlah tersebut turun dari hari sebelumnya 627 kasus, yang merupakan penambahan kasus tertinggi dalam 7 pekan terakhir.

Rata-rata penambahan kasus selama 7 hari hingga Sabtu kemarin tercatat sebanyak 504 kasus, dibandingkan sepekan sebelumnya 262 kasus. Secara persentase, rata-rata penambahan kasus tersebut melejit lebih dari 92%.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa penyebab kenaikan kaus Covid-19 bukan karena Lebaran. Melainkan, setiap kenaikan kasus terjadi karena adanya varian Covid-19 baru.

Hal tersebut tak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia yang negaranya sedang mengalami lonjakan kasus.

"Kita liat setiap kali terjadi lonjakan besar tiap negara, itu bukan karena hari raya keagamaan besar, tapi karena ada varian baru," ujarnya saat konferensi pers PPKM.

Jika di lihat ke belakang, saat Natal dan Lebaran tahun lalu, memang terjadi kenaikan kasus. BGS mengamati bahwa kenaikan terjadi antara hari ke 27 sampai hari ke 34. Sedangkan saat ini kenaikan kasus ada di sekitar hari ke 40 pasca Lebaran.

"Kita konfirmasi bahwa kenaikan itu dipicu adanya varian baru dan ini yang juga terjadi di negara-negara di luar Indonesia yang mungkin hari raya keagamaannya berbeda dengan kita. Jadi setiap kali ada varian baru itu (kasus) akan naik," tuturnya.

Ia memproyeksikan lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air seiring penularan virus Corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi bulan depan.

"Pengamatan kami ini gelombang BA.4, BA.5 itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu kedua Juli, minggu ketiga Juli, kita akan melihat puncak kasus BA.4 dan BA.5 ini." tuturnya.

Budi mengatakan, tingkat penularan BA.4 dan BA.5 diperkirakan hanya sepertiga dari puncak kasus Delta dan Omicron. Pada saat itu, kasus harian akibat varian Delta mencapai 56 ribu, sementara Omicron mencapai 64 ribu per hari.

"Kasus hospitalisasi juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematian sepersepuluh dari Delta dan Omicron," jelasnya.

Hingga saat ini, setidaknya ada delapan kasus subvarian BA.4 dan BA.5. Dari delapan kasus tersebut, tiga orang yang teridentifikasi merupakan imported case dari Mauritius, Amerika Serikat (AS) dan Brasil.

Budi mengatakan, dari delapan orang yang teridentifikasi terkena BA.4 dan BA.5, hanya satu yang bergejala sedang. Satu orang tersebut mengalami gejala sedang lantaran belum menerima suntikan booster.

"Pemerintah mendorong masyarakat untuk vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster, serta tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah," tegasnya.

 




TINGGALKAN KOMENTAR