•   17 May 2024 -

26 Suspect, 4 Warga Positif Difteri

Kutai Timur - Qadli
11 Januari 2018
26 Suspect, 4 Warga Positif Difteri Ilustrasi

KLIKKALTIM.COM - Empat warga Kutim positif mengidap difteri. Pemkab telah menetapkan peristiwa tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Agar penyebaran penyakit mematikan itu tak meluas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim berencana menggelar vaksinasi dan imunisasi massal.

Beberapa pekan lalu memang ditemukan 26 suscpect Difteri di Kutim. Sampel dari suspect tersebut lalu dikirim ke Jakarta untuk diuji laboratorium. Hasilnya cukup mengagetkan, ada empat orang terjangkit difteri. Masing masing tiga dewasa dan satu anak-anak.Tiga diantaranya merupakan satu keluarga. Sedangkan satu pengidap lainnya bermukin di tempat berbeda. Beruntung seluruh penderita telah dinyatakan sembuh.

Yuana Sri Kurniati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kutim mengatakan, ada beberapa langkah yang telah diambil pasca penetapan KLB. Diantaranya koordinasi dengan lintas sektor, tim teknis, sosialisasi internal dinas, dan ke sekolah, kades, dan posyandu.

“Pekan depan (15 November 2018) kami akan buka posko imunisasi,” kata Yuana.

Hanya saja posko tersebut cuma dibuka di dua lokasi, yakni Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Dua wilayah ini dipilih karena ditemukan lebih banyak suspect.

“Imuniasi tidak diberikan kepada semua, hanya yang berumur 0 sampai 19 tahun. Imunisasi dilakukan bertahap, yaitu di Januari, Februari, dan Agustus,” katanya.

Gejala Difteri

Penyakit ini  muncul karena bakteri Corynebacterium diphtheriae menyerang saluran pernapasan. Seperti virus flu, bakteri ini masuk ke tubuh lewat percikan udara ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, bakteri juga dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan yang keluar dari saluran pernapasan dan pengelupasan luka kulit. Benda-benda yang terkontaminasi bakteri juga bisa menyebabkan penularan penyakit.

Saat bakteri ini masuk ke tubuh lain yang kondisinya sedang lemah dan tidak diimunisasi lengkap, bakteri bisa dengan mudah berkembang dan hidup.

Dirangkum dari berbagai sumber, gejalanya berupa sakit tenggorokan, sulit menelan, demam dengan suhu rendah sekitar 38 derajat celsius, kurang nafsu makan, sesak napas disertai bunyi, leher membengkak seperti leher sapi akibat dari pembengkakakan kelenjar leher, dan munculnya pseudomembran atau selaput putih keabu-abuan yang tidak mudah lepas. Jika menyebar dan tidak langsung diobati, bisa turun ke laring atau paru-paru. Kalau sudah seperti ini, leher harus dilubangi agar udara bisa keluar masuk. Ini merupakan racun, bahayanya kalau sudah menyebar ke jantung bisa menyebabkan kematian.

Mungkin gejala awal dari difteri dapat disangka sebagai penyakit saluran pernapasan pada umumnya. Klinisnya sama dengan sakit saluran napas yang lain, yang membedakan sangat khas adalah adanya selaput pseudomembran berwarna putih keabuan yang sangat merekat erat dengan pangkal tenggorokan. Kemudian gejala khas yang lain adalah leher bengkak. Karena penyakit ini muncul akibat bakteri, demam yang akan muncul tidak terlalu tinggi. Akan tetapi, wajah pengidap tampak lemas.

Meski demikian, tidak semua orang yang terkontaminasi bakteri bisa langsung mengalami gejala-gejala penyakit di atas. Asal seseorang sedang dalam kondisi yang bugar dan imunisasi DPT-nya lengkap, kecil kemungkinannya untuk tertular. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR