•   25 April 2024 -

Delta Mahakam, Kisah Para Pendidik di Pinggiran Kalimantan Timur

Kutai Kartanegara - Jie | Kliksamarinda
11 Agustus 2018
Delta Mahakam, Kisah Para Pendidik di Pinggiran Kalimantan Timur Berjuang sekolah di pedalaman Delta Mahakam, sekolah terpencil tanpa daratan (Bayu Swara / Pertamina Hulu Mahakam)

KLIKKALTIM.COM - Potret pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim) masih menyisakan landskap kurang elok. Tak sepenuhnya keliru, namun, semisal pendidikan di kawasan pesisir Mahakam, masih memerlukan perhatian dan bantuan pemerintah.

Bagaimana tidak, terdapat potret pendidikan di sebuah desa di Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, yang jauh dari sentuhan pemerintah. Padahal, sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah yang berada di pesisir Mahakam yang merupakan sekolah gabungan (filial) yang terdiri dari SD, SMP, dan SMA.

Apa yang dibutuhkan sekolah ini, terang, bukan cuma persoalan infrastruktur. Pun, demikian dengan keadaan tenaga pendidiknya. Sekolah ini hanya memiliki 14 guru yang mengajar dari tingkat SD, SMP, dan SMU. Sehingga, tak heran jika beberapa guru harus merangkap tugas untuk mendidik di jenjang yang lain.

Yamin, misalnya, seorang guru pelajaran Bahasa Inggris di SMU gabungan tersebut merangkap guru sekolah dasar. Yamin adalah pegawai negeri sipil guru di SD Negeri 014, Tani Baru. Dia bersama istrinya yang juga pengajar di SD yang sama telah 20 tahun mengabdi di sekolah ini.

Namun, demi peningkatan kualitas sumber daya anak-anak di kawasan pesisir, sejak 5 tahun terakhir ia bersama guru-guru yang ada membentuk sekolah menengah pertama dan dua tahun terakhir kembali membentuk sekolah menengah atas.

Hal itu untuk merespon keinginan kuat para pelajar di wilayah Tani Baru untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih atas. Yamin mengaku tekad kuat para pelajar di sekolah ini untuk menyelesaikan sekolahnya sangat besar, meski orang tua mereka yang mayoritas hanya nelayan yang berpenghasilan tidak tetap.

Faktanya, para siswa ini rela menempuh perjalanan darat dengan jarak yang jauh dengan berjalan kaki di atas jembatan kayu dan menggunakan sepeda pancal. Sementara siswa yang berasal dari pulau-pulau kecil di wilayah tersebut rela menggunakan perahu untuk datang ke sekolah.

Kondisi tersebut membuat tekad Yamin semakin kuat. Karenanya, demi tujuan meningkatkan kualitas pendidikan, Yamin bertekad terus mengembangkan sekolah di Tani Baru bersama guru-guru yang lain. Kekurangan tenaga pendidik, bagi Yamin, tak menjadi penghalang bagi upaya mewujudkan tekad itu.

Di sini kekurangan guru. Kalau satu tidak hadir itu luar biasa kami harus berbagi kelas dalam waktu yang sama. Kami rasakan sangat berat. Memang ini kerja gotong royong. Gak ada honor sama sekali. Bahkan untuk mengajar pun guru untuk spidol itu harus keluar sendiri. Memang berat, tapi kami yakin selama itu untuk tujuan kebaikan, pasti ada jalan," ujar Yamin.

Kepala SD Negeri 014 Tni Baru, Darta, mengamini perasaan Yamin. Menurutnya, perjuangan untuk membantu anak-anak di kawasan Tani Baru cukup berat. Darta menegaskan, jika mengharap pemerintah, sekolah ini sudah lama tidak ada. Terutama, jika memiirkan persoalan kekurangan guru pengajar. Kekurangan guru menjadi satu masalah klasik yang terjadi di kawasan ini.

Darta telah mengabdi selama 24 tahun di sekolah tersebut. Darta mengaku bangga dengan semangat bersekolah para siswanya. Mereka pantang menyerah meski jarak tempuh ke sekolah cukup jauh.

Darta sendiri kerap merogoh kocek sendiri untuk membiayai keperluan sekolah. Hasil usahanya menjual panen udang dan ikan yang ada di tambak yang berada di belakang sekolah, menjadi ongkos untuk meminta bantuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kukar. Hasilnya, tak sepadan, kadang nihil.

"Yang pasti, banyak orang yang diusulkan di tempat ini, ternyata tidak mau. Bahkan, ada guru yang mengatakan: biar saya dibayar lebih, lebih baik saya memilih di kota atau di darat," ujar Darta.

Bagi Darta dan para guru di tempat ini, adanya bantuan dari pelbagai pihak sangat membantu. Misal, sejak tahun 2014, sekolah yang nyaris rubuh menerima bantuan yang merupakan program dari perusahaan migas yang ada di sekitar kawasan itu.

Para pekerja perusahaan juga sering kali membantu dengan ikut mengajar khususnya untuk pelajaran Bahasa Inggris dan keterampilan. Hal itu juga turut menyemangati Darta dan tenaga pendidik lainnya agar tetap bertahan memberikan jalan terang ilmu pengetahuan bagi siswa yang berada di pelosok Kaltim. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR