•   29 March 2024 -

Cara Rita Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kukar

Kutai Kartanegara - Maggie Aksan
13 April 2017
Cara Rita Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kukar Bupati Kukar, Rita Widyasari saat mengungkapkan kiatnya mengatasi angka kematian ibu dan anak dalam Rapat Koordinasi Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Regional Bali, NTB, dan NTT di Hotel Ombak Sunset Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu 8 April 2017. (Foto: Dokumentasi)

TENGGARONG.KLIKKALTIM.COM - Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari membeberkan keberhasilan yang signifikan dalam pengelolaan bidang kesehatan. Dalam program 1 Desa, 1 Bidan dan 1 Perawat yang digulirkan telah mampu menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

Bupati Rita mengungkapkan kiatnya mengatasi angka kematian ibu dan anak itu dalam Rapat Koordinasi Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Regional Bali, NTB, dan NTT di Hotel Ombak Sunset Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu 8 April 2017 lalu.

Apkasi secara khusus mengundang Rita Widyasari sebagai salah satu narasumber yang berhasil menjadikan daerahnya sukses dalam pengelolaan bidang kesehatan.

Rita memaparkan, sebelum dirinya memimpin Kukar, hampir di satu desa tidak memiliki bidan. Akibatnya, tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan itu tinggi sekali.

"Setelah saya jadi bupati, itu menurun,” ungkapnya.

Dalam kiprahnya membangun daerah, Bupati Rita menerapkan strategi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan agar mudah diakses oleh masyarakat. Strategi itu untuk mengatasi luas wilayah Kukar yang mencapai 27 ribu kilometer persegi dengan penyebaran penduduk tersebar di wilayah hulu.

Upaya yang dilakukan adalah membangun banyak fasilitas kesehatan di berbagai kecamatan seperti membangun 3 rumah sakit, 1 buah rumah sakit 1 bertipe B+ RSUD AM Parikesit yang berada di Kota Tenggarong, dan 2 RS tipe C 1 RS Tanpa kelas RSU Dayaku Raja di Kecamatan Kota Bangun, serta RSU Aji Barata Sakti di Kecamatan Samboja dengan Akreditas Madya.

Saat ini, Kukar telah memliki 32 puskesmas yang berstandar ISO 9001 versi 2008 yang merupakan sebuah standar internasional untuk sistem manajemen mutu, 14 puskesmas, 3 berkatagori akreditas utama, dan 2 berkareditas Madya, 175 Puskesmas Pembantu, 56 Polindes, dan 646 Pos Yandu yang tersebar di 18 kecamatan.

Strategi peningkatan pelayanan kesehatan lainnya dengan melakukan penguatan kualitas tenaga, pemanfaatan sarana teknologi informasi sebagai instrumen perencanaan dan pengambilan keputusan, penguatan pengembangan sistem informasi baik di Dinkes, rumah sakit maupun puskemas.

Salah satu keberhasilan yang sangat membanggakan yaitu diterimanya penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada RSUD Parikesit Tenggarong sebagai Role Model Penyelenggaraan Pelayanan Publik dengan katagori Sangat Baik.

Selain penghargaan tersebut RS AM Parikesit merupakan RS dengan zona Integritas wilayah bebas Korupsi dari Kemenpan RB dan KPK.

“Pelayanan prima kami ada iso 9001 versi 2008 terakreditasi. Pemanfaatan kotak saran, SMS, manajemen SDM, somputerize, assessment test, fit and profer test, dan rekrutmen untuk memenuhi kekurangan tenaga,” jelas Rita.

Rita berharap capaian ini bisa berdampak luas untuk memperkuat ekonomi masyarakat, meningkatkan kualitas dan harapan hidup masyarakat, meningkatkan indeks pembangunan manusia serta derajat kesehatan masyarakat. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR