•   29 March 2024 -

Xanana Rela ke Bontang demi Belajar Bangun Kilang

Ekonomi - Said NR
22 November 2017
Xanana Rela ke Bontang demi Belajar Bangun Kilang Mulai Kanan-Kiri: Ketua DPRD Bontang, Nursalam, Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, dan Xanan Gusmao bercengkrama di Rujab Walikota Bontang, Jalan Awang Long nomor 1, Rabu, 22 November 2017. (FOTO: FANNY/KLIKBONTANG)

KLIKKALTIM.COM- Timor Leste ingin mendirikan kilang minyak atau refinery. Persiapannya pun dilakukan, mulai dari lahan hingga belajar cara mengelola kilang di Badak LNG, Kota Bontang, Kalimantan Timur.

Tak tanggung-tanggung, mantan Presiden sekaligus Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao memimpin langsung rombongan. Dia membawa Alberto XP Carlos, Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia dan beberapa staf lainnya. Mereka bertemu dengan Manajemen Badak LNG, Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, hingga keliling Kota Bontang.

Kunjungan ini adalah kali pertama di Bontang. Rombongan tiba di Bandara khusus Badak LNG, Selasa, 21 November 2017 pukul 16.30 Wita. Pertemuan pertama, Xanana berdialog langsung dengan manajemen Badak LNG. Agenda utamanya adalah belajar kilang kepada perusahaan migas kelas dunia itu. Sebab, negara  yang memisahkan diri dari Indonesia sejak September 1999 itu berniat mendirikan kilang minyak atau refinery.

"Iya, Rabu (22/11/2017) pagi tadi sudah bertemu dengan manajemen Badak LNG terkait keinginan Timor Leste membangun kilang," jelas Bushori Sunaryo, Manager Coorporate Communication (Corcom) Badak LNG kepada klikbontang di sela-sela kunjungan Xanana Gusmao di Rujab Walikota Bontang, Rabu, 22 November 2017.

Keseriusan Timor Leste juga dibuktikan dengan mengirimkan para calon operator kilang belajar di Badak LNG Academy. Bahkan, rencananya Badak LNG ikut andil mendesain kilang nanti. "Karyawan Badak LNG yang mendesain kilang," tegas Bushori.

Sementara, Xanana Gusmao didampingi Alberto XP Carlos, Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia membenarkan hal itu. Saat ini Timor Leste sedang mempersiapkan proyek kilang refenery di negara berpenduduk 1,3 juta itu. Apalagi, sektor energi menyumbang sekitar 60 persen dari PDB di 2014 dan lebih dari 90 persen dari pendapatan pemerintah.

"Kami ingin belajar banyak dari Badak LNG dan Bontang tentang bagaimana bisa berdampingan hingga tak ada masalah berarti," jelas Xanana.

Persiapan sudah dilakukan. Desain kilang bakal menyerupai Badak LNG, terutama masalah keamanannya. Pengerjaan proyek kilangnya pun diperkirakan dimulai 2018 mendatang. "Semakin cepat, semakin baik. Kami sudah siapkan secara matang," tegas pria yang juga menjabat Chief Negotiator of Maritime Boundary for Timor Leste ini.

Keseriusan pendirian kilang ini, lanjut Xanana, Timor Leste terus berjuang menyelesaikan masalah batas maritim dengan Australia. Bahkan, Timor Leste secara resmi memberi tahu Australia bahwa mereka ingin mengakhiri perjanjian Certain Maritime Arrangementsin the Timor Sea (CMATS), yang membagi dua keuntungan dari persediaan minyak dan gas bumi di kawasan tersebut. Perjanjian itu mencakup ladang gas Greater Sunrise, bernilai miliaran dolar, yang terletak di antara kedua negara.

Di tempat sama, Walikota Bontang Neni Moerniaeni pun menyambut baik rencana Pemerintah Timor Leste mendirikan kilang dengan belajar di Badak LNG. Hal itu bisa memberikan multi efek bagi Kota Bontang sendiri.

"Banyak multi efek yang didapat ketika calon operator Timor Leste belajar ke Badak LNG Academy. Perputaran uang bisa terjadi di Bontang," ujar Neni.

Dia pun mendukung rencana itu agar kerja sama bilateral Timor Leste dengan Kota Bontang semakin erat. Apalagi, negara ini masih memiliki hubungan emosional kuat dengan Indonesia, terutama Kota Bontang. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR