•   28 March 2024 -

Road Show ke Universitas Widya Gama Mahakam, BPJS Kesehatan Jelaskan Iuran Terencana Bagi Mahasiswa

Ekonomi - Yoyok S
30 Oktober 2019
Road Show ke Universitas Widya Gama Mahakam, BPJS Kesehatan Jelaskan Iuran Terencana Bagi Mahasiswa

KLIKKALTIM.com -- BPJS Kesehatan Kantor Cabang Samarinda kali ini menyambangi Kampus Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda. Kunjungan itu dalam rangka Road show kuliah umum JKN-KIS. 

Kuliah umum disampaikan langsung oleh Kepala Cabang Samarinda BPJS Kesehatan Octovianus Ramba terkait rencana penyesuaian iuran bagi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Senin (28/10/2019).

"Tujuan dari kuliah umum ini ialah memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait penyesuaian iuran yang direncanakan oleh pemerintah. Ini juga salah satu bentuk kerja sama BPJS Kesehatan dengan dunia pendidikan yang ada di Samarinda," ujar Octovianus Ramba.

Octo juga menerangkan kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar memiliki pengetahuan yang berimbang mengenai informasi yang berkembang di masyarakat, baik pelayanan program JKN-KIS maupun penyesuaian iuran.

“Penyesuaian iuran yang direncanakan oleh pemerintah dalam rangka memastikan Program JKN-KIS terus berjalan secara berkesinambungan,” ungkapnya.

Menurutnya, penyesuaian iuran yang dikhawatirkan masyarakat yang tidak mampu sebenarnya tidak berdampak, hal itu karena sudah dibayarkan pemerintah melalui kepesertaan penerima bantuan iuran (PBI).

“Para pekerja badan usaha pun tidak bermasalah karena yang naik iurannya justru pegawai yang berpenghasilan di atas Rp8- 2 juta/bulannya, dan jumlahnya tidak banyak," jelasnya.

Ia menyebut, penyesuaian iuran JKN-KIS sejak awal ditetapkan pemerintah tidak sesuai dengan perhitungan aktuaria hingga program ini berjalan. Dengan besaran iuran yang tidak sesuai, sementara tuntutan untuk program ini tetap berjalan sangat tinggi disebabkan manfaatnya sudah dirasahkan oleh masyarakat.

Dalam peraturan pemerintah disebutkan, ada tiga mekanisme yang bisa ditempuh apa bila terjadi defisit antara pelayanan kesehatan dan iuran yang terkumpul.

Pertama, jika iuran tidak cukup maka pemerintah akan melakukan suntikan dana tambahan dan ini sudah dilakukan sejak tahun 2015. Kedua, penyesuaian iuran, jika tidak dilakukan maka suntikan dana pemerintah akan terus bertambah.

Sedangkan opsi ketiga ialah menyesuaikan manfaat pelayanan yang mana mengatur ulang manfaat-manfaat mana yang dijamin dan tidak pada program JKN-KIS.

"Empat tahun terakhir program ini berjalan dengan biaya subsidi pemerintah di 2018 sebesar Rp 10 Triliun, sedangkan di 2019 ini mencapai Rp 32 Triliun. Sejatinya kenaikan iuran sangat berdampak besar bagi pemerintah karena harus menambah subsidi untuk menutupi selisih kenaikan iuran tersebut. Oleh karena itu, penyesuaian iuran yang ditempuh pemerintah sangat tepat demi memastikan program JKN-KIS ini tetap berjalan selamanya," ujarnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UWGM Suwignyo menyebut, kuliah umum terkait penyesuaian iuran kepesertaan JKN-KIS yang disampaikan oleh BPJS Kesehatan sangat tepat serta bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah wawasan sebagai calon tenaga kesehatan.

Menurutnya hal ini sangat tepat agar mahasiswa dapat memahami situasi dan latar belakang dari penyesuaian iuran program JKN-KIS.

"Harapannya kegiatan seperti ini terus dilakukan kedepannya agar mahasiswa dapat memahami situasi yang terjadi. Pengetahuan mengenai program JKN-KIS sangat perlu bagi mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan," harapnya.

M. Fadilah Sandi, salah seorang mahasiswa semester tujuh yang turut hadir pada kegiatan tersebut menuturkan dirinya banyak mendapat informasi tentang pelaksanaan program JKN-KIS.

“Salah satu informasi penting yang saya peroleh adalah penyebab devisit yang dialami oleh BPJS Kesehatan, salah satunya adalah jumlah iuran yang belum sesuai, jadi kalaupun pemerintah menaikkan iuran itu ada alasan yang kuat,” ungkapnya. (KA/ej/adv).




TINGGALKAN KOMENTAR