Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak PT KAN di Bontang, Kurangi Impor 8 Persen
KLIKKALTIM.COM - Presiden Joko Widodo meresmikan Pabrik bahan peledak milik PT Kaltim Amonium Nitrate pada Kamis (29/2/2024).
Pabrik yang sudah beroperasi sejak akhir 2023 lalu ini memang baru bisa diresmikan dengan alasan menunggu jadwal dari Presiden.
Dalam sambutannya Joko Widodo menyambut baik upaya pembangunan industri Amonium Nitrate. Karena 21 persen Amonium Nitrate impor dari luar negeri.
Paling tidak PT KAN ini bisa mengurangi 8 persen bahan impor. Indonesia masih menyisakan 13 persen yang perlu dipenuhi.
"Kita harus lebih berdikari. Kalau nilai investasi Rp1, 2 Triliun bisa dikembangkan. Menteri BUMN juga bisa mengembangkan. Kalau bisa 13 persen pasokan yang dibutuhkan bisa dikembangkan," ucap Presiden RI Joko Widodo, Kamis (29/2/2024).
Pabrik bahan peledak itu diketahui bisa memproduksi Amonium Nitrat sebanyak 75 ribu metrik ton/tahun. Kemudian ada produksi Nitrit Acid 60 ribu metrik ton/ dari bahan bakar .
Dari catatan Klik Kaltim, untuk membangun pabrik tersebur PT KAN yang merupakan anak perusahaan PKT melakukan sharing investasi dengan PT Dahana Investama Corp. Nilai investasi mencapai Rp1,2 triliun.
Proyek joint venture PT Dahana dengan PT Pupuk Kaltim ini masuk dalam kategori objek vital nasional. Kedua perusahaan ini diketahui sudah bekerjasama per (18/12/2019) silam.
"Kedepan, pekerjaan rumah Menteri ESDM bisa meningkatkan produksi Amonium Nitrate. Saya pikir anggaran Rp1,2 Triliun itu masih kecil," sambung Jokowi.
Diketahui dalam peresmian ini Joko Widodp didampingi Menteri Investasi Bahlil, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Wiranto, Menteri BUMN Erick Tohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Di dalam laporannya Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan, untuk bisa terus berjuang dalam produksi industri pupuk.
Ini membuktikan kerja keras bagi semua pihak. Perusahaan pupuk harus terintegrasi dengan sektor industri lainnya.
Apalagi Presiden mendorong industri hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA). Untuk di perusahaan pupuk di Indonesia saat ini berada di peringkat 6 terbesar di dunia.
"Dengan pabrik, KAN ini bisa produksi 75 ribu ton per tahun jadi kita bisa mengurangi angka ekspor," ucap Erick.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: