•   22 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Pengangguran Bontang Tinggi, Dewan Sebut karena Pekerja Luar Mendominasi

Bontang - Redaksi
22 Januari 2022
 
Pengangguran Bontang Tinggi, Dewan Sebut karena Pekerja Luar Mendominasi Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris/Klik Kaltim

KLIKKALTIM.COM - Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris menagih komitmen pemerintah terhadap pemberdayaan pekerja lokal. 

Jumlah pengangguran tertinggi se-Kaltim, seharusnya membuat pemerintah malu. Menurut politisi Gerindra ini, sangat ironis sebuah kota industri justru memuncaki tingkat pengangguran di Kaltim.  

Ia mengurai persoalan pengangguran di Bontang, kata dia, ada 2 akar persoalan pengangguran di kota yang diapit industri raksasa ini. 

Klik Juga : Pengangguran Bontang Meningkat, Masih Tertinggi Se-Kaltim

Pertama, komitmen memberdayakan pekerja lokal di lingkungan industri masih rendah. 

Peraturan daerah yang mewajibkan perekrutan tenaga kerja didominasi asal Bontang, masih setengah hati diikuti perusahaan. Kondisi itu diperparah dengan lemahnya pengawasan oleh dinas terkait. 

"Sekarang coba saya tantang pemerintah inventarisir jumlah pekerja asal luar dan lokal di seluruh perusahaan, lebih banyak mana?," ungkap Agus Haris kepada Klik Kaltim, Ahad (23/1/2022). 

Klik Juga : Pengangguran Bontang Tertinggi, Basri Salahkan Pandemi

Faktor kedua, lanjut Agus, kebijakan penanganan pengangguran tak sesuai dengan kondisi di lapangan. 

Serapan tenaga kerja saat ini paling besar di sektor jasa dan usaha mikro. Seharusnya, pelatihan kerja dan kebijakan yang dilahirkan sejalan dengan kebutuhan di lapangan. 

Sekarang, apabila ada investasi masuk, pekerja lokal diberdayakan saat pembangunan saja. Setelah beroperasi, giliran pekerja asal luar yang mengisi posisi strategis. 

"Karena kita tak menyiapkan sejak awal, jadi saat berdiri diisi sama orang sana. Harusnya sebelum masuk, sudah siapkan memang SDM-nya" ungkap dia. 

Dia menambahkan, pemerintah juga harus menciptakan alternatif serapan tenaga kerja. Agar warga yang memiliki kompetensi di bidang non-industri tetap diberdayakan. 

"Usaha kreatif juga harusnya dikembangkan, jadi tidak monoton terus. Apalagi usaha ini padat karya bisa menyerap pekerja banyak," pungkasnya. 






TINGGALKAN KOMENTAR