•   20 November 2025 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Kasus BBM Langka Terulang Lagi, Winardi Tegaskan Pemkot-Pertamina Jangan Permainkan Masyarakat

Bontang - M Rifki
20 November 2025
 
Kasus BBM Langka Terulang Lagi, Winardi Tegaskan Pemkot-Pertamina Jangan Permainkan Masyarakat Antrean panjang BBM di Jalan MT Haryono. (Klik Kaltim).

BONTANG – Antrean panjang kendaraan kembali terjadi di sejumlah SPBU di Bontang akibat pasokan BBM yang tidak lancar. Kondisi ini memicu keluhan masyarakat karena mengganggu aktivitas harian dan menimbulkan kemacetan di sekitar SPBU.

Masalah kelangkaan BBM ini disebut sebagai persoalan tahunan yang terus berulang, meski pemerintah sebelumnya mengklaim pasokan aman. Di lapangan, keterlambatan distribusi membuat pengendara harus mengantre lebih lama dari biasanya.

Anggota Komisi B DPRD Bontang, Winardi, menilai persoalan yang terus berulang ini tidak boleh dibiarkan. Ia meminta Pemkot Bontang melalui Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (PSDA) segera melakukan mitigasi agar distribusi kembali normal.

“BBM ini kebutuhan dasar masyarakat. Waktu masyarakat sangat berharga. Tidak bisa habis hanya untuk mengantre di SPBU,” tegas Winardi.

Menurutnya, persoalan utama terletak pada ketersediaan dan penyerapan BBM. Jika pasokan cukup, antrean tidak akan terjadi. Karena itu, ia menilai pemerintah dan Pertamina memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan distribusi berjalan lancar.

“Poinnya adalah solusi. Hulunya ada di kecukupan kebutuhan BBM. Ini kebutuhan publik. Domain pengaturan distribusinya ada pada pemerintah (PSDA) dan Pertamina,” ujarnya.

Winardi juga mengingatkan Pertamina agar tidak mempermainkan masyarakat, terlebih menjelang hari-hari besar seperti akhir tahun. Ia menilai antrean mengular tidak hanya mengganggu pengendara, tetapi juga berdampak pada pelaku UMKM yang berada di sekitar SPBU.

“Tidak adil jika warga yang menanggung beban keterlambatan atau pembatasan suplai. Dampaknya sudah ke mana-mana, sementara kuota suplai dan sistem distribusi bukan ranah masyarakat,” sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, selama dua pekan terakhir pasokan Pertamax di tiga SPBU di wilayah tengah Bontang mengalami keterlambatan pengiriman. Kondisi ini membuat banyak pengendara beralih ke Pertalite, sehingga antrean menjadi lebih panjang.

Untuk mendapatkan Pertalite, pengendara rata-rata harus mengantre hingga 30 menit atau lebih. Padahal, saat pasokan Pertamax normal, waktu antre hanya sekitar 10 menit.

“Saya terpaksa antre Pertalite karena Pertamax kosong. Kalau pakai yang Turbo kemahalan,” ujar Syarif, salah seorang pengendara. (*)






TINGGALKAN KOMENTAR