•   26 April 2024 -

Ekonomi Warga Bontang Diklaim Masih Stabil

Bontang - Humas Pemkot Bontang
03 September 2017
Ekonomi Warga Bontang Diklaim Masih Stabil Walikota Bontang Neni Moerniaeni memberi arahan pada pelaksanaan rapat TPID di Ruang Rapat Kantor Wali Kota. (HUMAS/SUIZA)

KLIKKALTIM.COM- Demii menjaga keterjangkauan harga barang dan jasa di Kota Bontang, Kalimantan Timur merupakan salah satu program utama Pemkot Bontang.

Guna mengontrol dan mengendalikan inflasi ini, Pemkot Bontang bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar rapat di Ruang Rapat Kantor Wali Kota Bontang, Rabu (30/8/2017).

Rapat dipimpin langsung Wali Kota Neni Moerniaeni dan dihadiri Asisten Administrasi Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat H Emlizar Muchtar, Kepala Badan Statistik Kota Bontang H Basiran Suwandi, Tim Pembangunan Ekonomi Perwakilan Bank Indoensia Provinsi Kaltim Christian, unsur Forkopimda serta beberapa kepala OPD terkait di lingkungan Pemkot Bontang.

Dalam arahannya Neni Moerniaeni menyampaikan, TPID berkewajiban untuk mengendalikan inflasi di Kaltim termasuk di Kota Bontang. Untuk itu, melalui rapat ini diharapkan menghasilkan rumusan dan solusi dalam memutuskan kebijakan, yang akan diambil dalam hal pengendalian inflasi, serta terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan inflasi di daerah.

“Komitmen kita tentunya akan terus melakukan pengendalian, monitoring serta analisa penyebab terjadinya inflasi. Sebenarnya warga Bontang patut bersyukur, karena sejauh ini di Bontang tidak ada lonjakan harga barang. Trennya barang-barang di Bontang semuanya masih terjangkau dengan daya beli masyarakat,” terang Neni.

Namun demikian, wali kota tetap berharap supaya terus waspada dan melakukan langkah pencegahan terhadap inflasi. Salah satunya dengan memberikan insentif kemudahan kepada para investor, yang akan berinvestasi di Bontang seperti yang sudah berjalan selama ini.

Pergerakan yang harus dilakukan kata wali kota, bukan hanya sekedar mengantisipasi terjadinya inflasi, akan tetapi juga harus berupaya mendorong sektor ekonomi kreatif agar bisa tetap produktif. Sekaligus sebagai dasar sumber penggerak perekonomian di Kota Bontang pasca migas, mengingat DBH migas tentunya tidak bisa terus menerus diandalkan sebagai sumber penghasilan daerah.

“Kondisi defisit seperti sekarang ini, peran ekonomi kreatif sangat penting. Hal tersebut bisa kita lihat sendiri, ekonomi masyarakat di Bontang masih tetap stabil, walaupun ada kenaikan harga akan tetapi masih bisa dikontrol dan terjangkau,” ujar Neni.

Sementara perwakilan Bank Indoensia (BI) Cristian dalam pemaparannya menyampaikan, kalau harga sembako serta barang dan jasa lainnya di Kaltim khususnya di Bontang sejauh ini berdasakan pengamatan tim ekonomi BI masih stabil dan terkendali. Dijelaskan bahwa penyebab utama inflasi salah satunya dari kenaikan tarif air minum dan pencabutan subsidi listrik.

“Ada tiga langkah yang kami lakukan dalam TPID untuk mengendalikan inflasi, yakni menjamin ketersediaan pasokan barang, menjamin kelancaran distribusi serta komunikasi yang efektif, khususnya dengan pemerintah daerah dan para pelaku usaha di Kaltim,” ungkapnya. (hms7/adv)




TINGGALKAN KOMENTAR