•   18 October 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Bertaruh Nyawa Demi Mengajar; Kisah Para Guru di Pulau Selangan Bontang, Kapal Sudah 2 Kali Karam, Sering Libur karena Cuaca Buruk

Bontang - M Rifki
25 September 2024
 
Bertaruh Nyawa Demi Mengajar; Kisah Para Guru di Pulau Selangan Bontang, Kapal Sudah 2 Kali Karam, Sering Libur karena Cuaca Buruk Guru menggunakan kapal sebagai moda transportasi menuju Pulau Selangan. (ist)

Para guru yang mengajar di Pulau Selangan, Bontang Lestari acap kali harus bertaruh nyawa saat bertugas.  Apalagi jika kondisi cuaca sedang buruk. Namun risiko itu harus mereka ambil agar siswanya dapat mengenyam pendidikan. 

Jam belajar sudah selesai sedari siang, Abdul Kadir Zaelani mulai beringsut pulang ke rumahnya Senin, (8/8/2022) sore. Abdul merupakan kepala sekolah di SD Negeri 015 Bontang Lestari, Pulau Selangan yang berjarak 30 menit dengan menyeberang dengan perahu ketinting. 

Kala itu, seperti hari-hari biasa Abdul pulang menumpangi perahu ketinting yang berukuran panjang 4 meter dengan lebar 1 meter dengan nahkoda warga setempat. 

Belum lama berlayar, perahu mendadak oleng karena menabrak karang. Perahu yang ditumpanginya karam di perairan dangkal.  Abdul dan nahkodanya selamat berenang ke tepian. 

“Untungnya saat itu sudah tak jauh dari pinggiran,” ungkap Abdul mengenang peristiwa itu. 

Perahu yang karam itu merupakan milik warga Pulau Tihi-Tihi yang disewa oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang. Angkutan ini menjadi fasilitas ‘mewah’ yang disiapkan pemerintah sedari dulu. Sebenarnya, perahu ini sudah tak layak berlayar karena usianya sudah usang. 

"Kalau pengalaman saya 2 kali kapal tenggelam. Untung saya bisa berenang. Tapi memang alat elektronik sempat rusak. Tapi yang kedua bisa saya selamatkan laptop dan ponsel," ucap Abd Kadir kepada Klik Kaltim. 

***
Setelah insiden itu, Abdul mengadukan ke Disdikbud Bontang yang ditindaklanjuti dengan menyewa perahu lagi. Tetapi, ukurannya tak jauh berbeda dengan perahu yang karam sebelumnya. 

Kini, perahu yang disewa milik warga Pulau Tihi-Tihi. Ada 4 guru yang hari-hari menumpangi fasilitas ini untuk mengajar di Selangan.

Bertaruh Nyawa Demi Mengajar; Kisah Para Guru di Pulau Selangan Bontang, Kapal Sudah 2 Kali Karam, Sering Libur karena Cuaca Buruk

Perahu kecil ini tak bisa memuat banyak orang, selain Nahkoda hanya 4 lagi penumpang bisa diangkut. Karena ukuran yang kecil, Abdul mengaku perahunya pernah hanyut disapu ombak saat cuaca buruk. 

Dari pengalaman itu, setiap kali berangkat mereka harus memastikan cuaca baik untuk menyeberang. Acap kali, apabila cuaca tak kunjung membaik pelajaran harus diliburkan. 

"Pernah juga kami terbawa arus. Karena ombak besar dan kapal terbawa sampai ke Bontang Lestari," sambungnya. 

Dirinya berharap Disdikbud Bontang bisa memfasilitasi kapal baru untuk aset SD Negeri 015 Bontang Selatan. Karena kapal itu pasti akan berfungsi untuk fasilitas tenaga pengajar. 

Anggaran itu juga disesuaikan dengan kelengkapan nakhoda dan biaya perawatan kapal. "Kami sih berharsp ada kapal baru untuk aset," pungkasnya. (*)






TINGGALKAN KOMENTAR