•   07 May 2024 -

Road To Parlemen Bontang

Kiprah Udhin Dohang di Bontang, Jurnalis Kritis 'Perawat Nalar' yang Kini Melangkah ke Parlemen

Advertorial - Redaksi
25 Januari 2024
Kiprah Udhin Dohang di Bontang, Jurnalis Kritis 'Perawat Nalar' yang Kini Melangkah ke Parlemen Udhin Dohang Caleg Partai Demokrat Nomor Urut 1 Bontang Utara
Ini adalah lompatan besar dalam hidup saya. Tak ada misi pribadi dalam lompatan ini. Saya hanya mengikuti kemauan kecil di dalam hati kecil ini. Kemauan kecil yang saya tahu nantinya akan berdampak sangat besar.” 
 
*
Prolog itu disampaikannya dalam satu kesempatan diskusi di rumahnya di Salebba, Bontang Utara. Pria kelahiran Luwu, Sulawesi Selatan ini memang gemar diskusi. Kegemaran diskusinya itu dia tunjukkan dengan cara menyulap halaman belakang rumahnya menjadi arena diskusi.
 
Dari halaman belakang rumahnya lahir media Klik Bontang. Dari halaman belakang itu juga lahir organisasi Forum Jurnalis Bontang (FJB). Udhin Dohang merupakan ketua pertama organisasi wartawan tersebut. 
 
Di Bontang, Dohang adalah wartawan senior. Kota ini merupakan wilayah penugasannya yang kedua. Dia menjadi wartawan Tribun Kaltim melalui seleksi di kantor utamanya di Balikpapan. Hanya satu bulan berkarir di sana, Dohang dipindahtugaskan ke Kutai Timur. Empat tahun di Sangatta, dia kemudian ditarik ke Bontang hingga saat ini. 
 
 
Dohang memulai karir jurnalistiknya di Balikpapan, hanya beberapa bulan setelah menyelesaikan pendidikan strata satu di Jogjakarta. Di Balikpapan, dia tinggal dengan kawan mahasiswanya di Manggar, Balikpapan Timur. Manggar merupakan kawasan pesisir di Balikpapan.
 
“Di sana saya mendirikan lembaga advokasi nelayan bersama teman-teman,” katanya.
 
Bersama Aliansi Masyarakat Nelayan (AMN), dia mengadvokasi ribuan nelayan melawan pemerintah. Isu utamanya adalah coastal road. Pemkot Balikpapan ketika itu baru memulai proyek coastal road. Proyek itu akan melintasi wilayah pesisir. Nelayan di Manggar terkena imbas langsung. 
 
Dari advokasi nelayan itulah dia berjumpa dengan Tribun Kaltim. Ketika itu dia berpikir, perlawanan yang dia lakukan tidak akan maksimal kalau tidak disebarluaskan. Dia berhasil bergabung dengan Tribun Kaltim dan mulai menulis artikel tentang nelayan di Manggar. 
 
“Perlawanan itu adalah cara saya merawat nalar. Ada ribuan nelayan yang terganggu dengan pekerjaan besar pemerintah itu. Harus ada solusi untuk mereka. Nalar menuntun saya untuk membela para nelayan itu,” katanya. 
 
Merawat nalar adalah diksi yang kerap digunakan para aktivis untuk menyinggung pemerintah, Bila pemerintah melakukan aksi paksa, para aktivis akan mulai menggaungkan merawat nalar. Dimaksud untuk menyinggung pemerintah agar menggunakan nalarnya dalam bertindak. 
 
Ketertarikannya dengan dunia jurnalistik dimulai sejak kuliah. Dia bergabung dengan organisasi pers mahasiswa dan menjadi pimpinan redaksi. Di kampus, bakat “cerewetnya” diasah. Dia menjadi sangat peka dengan sebuah isu. Dia tak pernah puas dengan jawaban. 
 
“Hahaha, saya tahu orang itu berbohong dari jawabannya terhadap pertanyaan,” katanya.



TINGGALKAN KOMENTAR