•   07 May 2024 -

Pasar Segiri Samarinda jadi Lokasi Transaksi Sabu, Bandar Masih Buron

Samarinda - Aysah Idris | Mdk
27 November 2017
Pasar Segiri Samarinda jadi Lokasi Transaksi Sabu, Bandar Masih Buron BNN gerebek sarang narkoba di Samarinda. (mdk)

KLIKKALTIM.COM- Kompleks Pasar Segiri, Samarinda mendadak riuh, aparat gabungan menggerebek rumah di Jalan Pahlawan, Kelurahan Sidodadi, Samarinda, Kalimamtan Timur, Senin, 27 November 2017. Tujuh orang diduga hendak membeli sabu-sabu ditangkap, sedangkan penjual kabur yang kini jadi daftar pencarian orang (DPO).

Hujan mengguyur Samarinda, pukul 15.30 Wita petang tak menyurutkan semangat aparat gabungan dari BNN Provinsi Kalimantan Timur, Satreskoba Polresta Samarinda bersama BNN Kota Samarinda menyusuri pemukiman padat warga di rumah yang diduga lokasi transaksi narkoba. Mereka membawa senjata, mesin chainsaw, hingga lnggis.

Petugas bekerja keras, aparat memotong dan membongkar papan demi papan di sebuah rumah yang dijadikan tempat jual beli narkoba. Tujuh orang di lokasi, yang diduga hendak membeli sabu, diamankan dan dibawa ke kantor BNN Provinsi Kaltim di Jalan Rapak Indah, Samarinda sekitar pukul 16.30 Wita. Selain mengamankan 7 orang, petugas juga mengamankan senjata tajam yang diduga akan digunakan untuk melawan petugas.

Kepala Bidang Pemberantasan BNP Kalimantan Timur AKBP Halomoan Tampubolon berujar, informasi masyarakat menjadi acuan penggerebekan ini. Lokasi ini memang kerap ditindak. Begitu sulitnya lokasi karena ketatnya pengawasan bandar sabu. "Ada 7 orang yang datang ke sana, mau beli narkoba, kita amankan. Kita juga amankan beberapa poket sabu. Juga ada peralatan timbangan, dan bungkus plastik kecil untuk membungkus sabu," kata Tampubolon, Senin (27/11/2017).

Dia pun menampik jika penggerebekan ini sudah bocor, lantaran bandar berhasil kabur. Tampubolon berdalih, lokasi yang sulit serta banyaknya mata-mata komplotan bandar sabu menjadi potensi kaburnya bandar tersebut.

"Kalau bocor tidak ada. Itu karena medan sulit. Jadi kalau ada petugas datang, memang ada jalur kabur mereka melalui kolong rumah (di bantaran sungai)," tegas Tampubolon.

Transaksinya pun, lanjut dia, antara penjual dan pembeli tidak saling bertemu. Belinya melalui loket-loket di dinding rumah (dari kayu), dan jam transaksi dari pukul 08.00 sampai 17.00 Wita. Dengan penangkapan 7 orang terduga pembeli sekaligus menunjukkan tingkat transaksi di lokasi cukup tinggi.

"Di lokasi memang transaksinya cukup tinggi. Jadi, peran dari masyarakat di sekitar untuk menolak narkoba, masih jauh dari harapan kita," ujar Tampubolon. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR